Bencana non medis yang dialami dunia pada abad ke 21 ini membuat segala penjuru dunia panik, musibah yang awalnya terdetepksi di kota wuhan cina pada akhir tahun 2019 lalu. Sehingga nama tersebut di tetapkan dengan nama corona virus deseise (Covid-19). Dan di tanah air sendiri bencana tersebut ditetapkan pemerintah melalui BPBN pada Maret 2020.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah demi memutus mata rantai penyebaran virus tersebut meskipun banyak korban berjatuhan yang tak bisa dielakan. Tak sampai disitu perjuangan  pemerintah terus berupaya bagaimana bisa memulihkan ekonomi masyarakat yang terdampak akibat pandemi tersebut.
Di tanah air sendiri beragam mata pencarian masyarakat tergantung dimana ia tinggal baik itu di pesisir yang menggantungkan hidup dari sektor kelautan sebagai Nelayan dan lain lain. Pun demikian bagi yang di darat pegunungan selain berkebun juga berdagang.
Dalam artikel singkat ini penulis coba membahas persoalan dari dearah pelosok negeri ini. Yang mayoritas masyarakat menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Belum sembuh total penderitaan corona kini, timbul masalah baru dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak. Tentu kebijakan ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat karna dengan naiknya harga BBM semua kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan hal itu bertolak belakang dari hasil petani masyarakat harga terus anjlok.
Negara kita yang disebut kaya namun masyarakat terutama masyarakat kecil semakin hidup terjepit. Dan pemerintah semestinya bertanggung jawab dalam hal ini. Apakah diusia negara ke 77 ini masyarakat sudah merdeka dan sejahtera ? Jawabanya mungkin lebih tepat tanya pada rumput yang bergoyang. Semoga pemangku kebijakan dan pemerintah bisa melihat penderitaan rakyat terutama rakyat kecil atau wong cilik. Serta masyarakat lebih kuat dan sabar dalam menghadapi masalah ini. Karna sejatinya pendahulu kita dalam mempertahankan negeri ini untuk generasinya yang akan datang supaya kita yang hidup hari ini bisa sejahtera pun demikian generasi selanjutnya tergantung kita hati ini.