Guntingan iklan sepatu Billy menjadi saksi bisu kesederhanaan seorang Muhammad Hatta. Tiada yang pernah membayangkan seorang wakil presiden tidak mampu membeli sebuah sepatu yang didambakannya. Apa boleh buat ternyata gajinya sebagai wakil presiden tidak mampu membeli sebuah sepatu bermerek Billy yang memang mahal saat itu. Kisah lain yaitu pada saat mata uang ORI (Oeang Republik Indonesia) di devaluasi, ketika itu di tahun 1950, Bung Hatta pulang ke rumahnya ditanya oleh istri tercinta tentang kebijakan pemotongan mata uang ORI. Gara-gara rencana devaluasi ini Ny. Rahmi istri tercinta Bung Hatta tidak mampu membeli sebuah mesin jahit. Padahal Ny. Rahmi sudah lama menabung untuk membeli sebuah mesin jahit itu, dengan ikhlas Bung Hatta berujar" Biarlah kita rugi sedikit, demi kepentingan seluruh negara. Kita coba menabung lagi, ya?" Ketika kecil saya selalu bertanya-tanya dalam hati kenapa Iwan Fals hanya membuatkan sebuah lirik indah untuk Bung Hatta, sedangkan lirik untuk Bung Karno kok tidak ada ??? ternyata saya baru paham jika Bung Hatta tidak hanya seorang negarawan sejati dan ekonom yang handal tapi juga merupakan pejabat negara yang rendah hati dan hidup sederhana. Berikut sebagian lirik lagu sepanjang masa "Bung Hatta" karya emas Iwan Fals: Hujan air mata dari pelosok negeri Saat melepas engkau pergi... Berjuta kepala tertunduk haru Terlintas nama seorang sahabat Yang tak lepas dari namamu... Terbayang baktimu, terbayang jasamu Terbayang jelas... jiwa sederhanamu Bernisan bangga, berkapal doa Dari kami yang merindukan orang Sepertimu... Diatas adalah bukti kesederhanaan seorang negarawan sejati bernama Bung Hatta. Maka tidak berlebihan disaat bangsa ini membutuhkan figur contoh pejabat yang hidup sederhana nama Bung Hatta selalu muncul. Lalu kemana dwitunggal yang lain?? Apakah Soekarno tidak pantas dijadikan contoh ??? walau terkenal parlente dengan penampilan necis Bung Karno merupakan pemimpin yang sederhana, kisah-kisah Soekarno di hotel mewah ditemani wanita ketika melawat keluar negeri perlu di ditelusuri kembali, apa benar kisah tersebut. Gaya hidup Bung Karno memang berbeda dengan Bung Hatta yang terkenal sederhana, Bung Hatta yang lahir dari rakyat biasa sejak kecil dikenal suka menabung. Bung Karno terkenal selalu memperhatikan penampilan, maka tidak berlebih jika Bung Karno dipuja oleh banyak wanita. Tiga serangkai Selain Bung Hatta, sejarah bangsa mencatat dengan tinta emas dua pejabat yang hidup penuh kesederhanaan, yaitu Hoegeng Imam Santoso dan Baharuddin Lopa. Hoegeng merupakan mantan Kapolri, kesederhaan dan rendah hatinya dibuktikan dengan gaya hidupnya yang berbeda dengan jenderal-jenderal polisi hingga kini. Selama berkarir di kepolisian, Hoegeng tidak mampu membeli sebuah rumah, rumah baru bisa dibelinya saat Hoegeng pension dari kepolisian. Figur sederhana yang lain adalah Baharuddin Lopa, selama hidupnya Lopa sangat merupakan musuh bagi mafia hokum di negeri ini. Hidup sederhana juga dicontohkannya kepada anak-anaknya. Pernah suatu waktu salah satu anak Lopa ingin memakai sebuah kursi di PTN di Makassar, dengan tegas Lopa melarang putrinya memakai fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi. Untuk menutupi keuangan keluarganya, Lopa sering mengirim tulisannya ke beberapa media, dari situ Lopa menerima honor. Tidak salah saya menyebut Hatta, Hoegeng dan Lopa merupaka tiga serangkai pejabat negara yang hidup sederhana dan rendah diri. Dahlan dan Jokowi Lalu bagaimana dengan Dahlan Iskan dan Joko Widodo, tidak terbantahkan kalau keduanya merupakan figur yang sederhana dan rendah hati. Hanya saja keduanya dikenal kesederhanaannya ketika kedua telah sukses menjadi pengusaha hebat lalu terjun di dunia politik. Dahlan merupakan pemilik Jawa Pos Group dan Jokowi merupakan pengusaha yang sukses dimana keduanya telah memiliki uang yang melimpah. Berdeda dengan tiga serangkai diatas, sejak menjabat hingga akhir hayatnya memilih menjadi pejabat negara yang sederhana. Kalau Dahlan tidak mengambil gajinya di PLN dan sebagai Meneg BUMN tidak akan membuatnya kelaparan toh duitnya dari Jawa Pos jauh lebih banyak, tapi nilai ketokohannya terletak pada figur yang bersahaja dan sederhananya serta ketegasannya sebagai pejabat negara. Walau kualitas kesederhanaannya belum mampu disejajarkan dengani tiga serangaki (Hatta-Hoegeng-Lopa), setidaknya Dahlan dan Jokowi bisa dijadikan figur jaman sekarang sebagai tokoh yang sederhana yang patut dijadikan contoh. Semoga Tuhan yang maha kuasa memberikan tempat terpuji kelak kepada pejabat negara yang amanah dan jujur. Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI