Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengembalikan Kejayaan Cahaya Bone di Sulawesi

4 Januari 2015   14:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:51 2153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila membaca visi Cahaya Bone yang ingin menjadi perusahaan otobus terbesar di Indonesia Timur, rumus sederhananya ialah Cahaya Bone cukup mengalahkan PO. Bintang Timur yang dianggap sebagai PO terbaik di Indonesia Timur. Jejeran bus baru yang elegan di jalan Perintis Kemerdekaan bisa menjadi referensi. Yang ditawarkan oleh Bintang Timur tiada lain bus-bus kelas atas dengan eksterior dan interior kelas wahid, jangan dulu bicara soal pelayanan, mereka jauh dari rumus pemasaran. Jangan membayangkan melihat CS dengan pakaian rapi dengan senyum yang menggoda, boro-boro malah yang kita dapati adalah pelayan yang berpakaian seadanya, memakai sandal jepit dan tutur kata jauh dari standar memuaskan. Belum lagi bus station yang sempit kalah jauh dari milik Bintang Prima atau Manggala Trans. Tapi toh penumpang tidak mempermasalahkan itu, bagai mereka yang penting penumpang merasa nyamaan selama perjalanan dan bisa cepat sampai tujuan dengan perasaan menyenangkan. Dan dari kenyamanan penumpang tersebut, mengalir sebuah cerita dari mulut ke mulut, ini model iklan yang paling jitu dan murah.

Reposisi Cahaya Bone

Dengan dinamisnya persaiangan PO di Sulawesi Selatan maka peluang PO lain untuk menggeser posisi yang sudah mapan terbuka lebar. Pada dekade 90-an, PO Litha & CO dianggap sebagai PO terbaik, masuk dekade 2000 kemapanan Litha digoyang dengan kemunculan PO baru yang membawa bus baru berkelas Eropa seperti Marcedez Benz dan Scania. Maka munculah Bintang Prima dengan bus unggulannya "Scania" sebagai raja dijalanan. Posisi Bintang Prima sejak lama diintai pesaingnya. Sampai ketika Bintang Prima lengah muncullah Bintang Timur yang mengusung "High Class" menyalip. Dibelakang Bintang Timur dan Bintang Prima terdapat beberapa PO yang siap menggeser seperti Bintang Marwah, Piposs, Manggala Trans, Metro Permai dan Primadona, lalu dimana posisi Cahaya Bone ?

Selalu ada satu saat di masa lalu ketika pintu terbuka, dan masa depan

masuk ke dalamnya dengan leluasa.

(Deepak Chopra)

[caption id="attachment_388225" align="aligncenter" width="463" caption="Bus Hino (foto:4shared.com)"]

1420328106698745008
1420328106698745008
[/caption]

Melihat jumlah unit dan rute yang dilalui Cahaya Bone, masih butuh waktu yang lama agar menjadi raja di Indonesia timur seperti visi mereka. Rute gemuk seperti Makassar-Toraja PP atau Makassar-Palopo PP telah sejak lama dikuasai oleh PO lain. Tiada cara lain selain berani membuka rute baru di pulau Sulawesi seperti Makassar-Bulukumba PP, Barru-Toli Toli PP dimana banyak perantau Bugis Barru tinggal atau ekspansi ke luar seperti Kalimantan dan Jawa. Tentu dengan resiko yang besar, apalagi Jawa sejak lama menjadi kue yang lezat bagi pemain transportasi, mobilisasi orang di pulau ini adalah yang terbesar di Indonesia dan Asean. Di sana telah hadir pemain lama yang berpengalaman seperti Lorena, Cipaganti, Kramat Djati, Pahala Kencana, Sinar Jaya dan lain-lain.

Tidak ada peluang tanpa resiko. Sebaliknya, resiko adalah konsekuensi logis dari pilihan kita untuk menangkap setiap peluang. Ekspansi bisnis dengan unit yang mentereng serta rute yang menjanjikan adalah sebuah solusi terbaik untuk meningkatkan pendapatan. Laju Cahaya Bone ditentukan sendiri oleh orang-orangnya, mereka yang akan menentukan arah Cahaya Bone kelak. Kita tidak ingin melihat Cahaya Bone menjadi sebuah museum, nostalgia masa lalu yang dikenang karena kehadirannya pada suatu masa, tapi Cahaya Bone harus menjadi pilar dari kebanggaan transportasi orang Bugis Makassar.

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun