Mohon tunggu...
Islah oodi
Islah oodi Mohon Tunggu... Penulis - Wong Ndeso

Penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Kematian Imah

24 Februari 2021   22:56 Diperbarui: 24 Februari 2021   23:28 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

***

Saat fajar hadir di cakrawala hujan perlahan reda hingga benar-benar reda. Pak Ramlan salah satu warga yang ditugaskan berjaga pergi ke kuburan untuk mengecek makam Imah. Dari jarak beberapa meter Ramlan terperanjat kaget melihat makam Imah yang tak lagi berupa makam. Buru-buru ia kembali ke kampung mendatangi rumah Pak Hadi melaporkan info apa yang ia dapati. 

Pak Hadi yang baru beberapa menit bangun tidur segera meluncur ke kuburan bersama Ramlan. Pak Hadi tak sempat mendatangi rumah Sudarmin, ia berpikir kasihan pada Sudarmin yang baru berduka. Biarlah nanti info ini Pak Hadi sampaikan saat ia benar-benar telah melihat sendiri, benarkah makam Imah dirusak.

Benar juga makam Imah tak lagi berupa makam. Makam dipenuhi air, beberapa papan berserakan di sekitar, dan nisannya entah di mana. Pak Hadi menyuruh Ramlan menguras air yang menggenangi lubang makam Imah dengan ember plastik yang tadi dibawa dari rumah. Perlahan air surut dan tampak kepala seseorang yang tubuhnya terpendam. Segera kedua lelaki itu turun dan menyibak kerudung sarungnya. Sebelumnya Pak Hadi benar-benar paham siapa warganya yang memiliki sarung dengan corak seperti itu, sarung yang dikenakan oleh seseorang lelaki yang tadi malam berada di rumah Sudarmin.

Saat kerudung sarung itu terbuka tampaklah wajah muka seseorang yang kotor berlumuran lumpur. Pak Hadi dan Ramlan terperangah dan terkejut, hampir tak percaya dengan apa yang kini dilihat oleh mereka berdua. 

Wajah lelaki berkerudung sarung itu adalah wajah lelaki yang bekerja sebagai pencari pasir di kali, suami dari Ngasiyah dan Bapak dari almarhumah Imah. Beberapa pertanyaan seketika hadir dalam benak Pak Hadi dan Ramlan yang kini saling pandang kebingungan. Benarkah Imah mati murni karena bunuh diri? Atau ia dibunuh sebagai tumbal agar tujuan pesugihan tercapai?

Cilacap:24-Feb-2k21.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun