Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu...

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perkembangan Siaran Televisi di Cina

22 Mei 2013   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:11 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menonton televisi adalah aktivitas paling menyenangkan dalam sejarah Cina kontemporer. Bahkan di seluruh wilayah, lebih dari 90% penduduk mempunyai televisi dan di wilayah perkotaan angka itu hampir mendekati 100%. Penduduk Cina menghabiskan rata-rata 2-5 jam tiap hari untuk menonton televisi. Tayangan yang paling digemari adalah berita, hiburan, dan informasi dan itu sudah menjadi gaya hidup sebagian besar penduduk Cina. Suatu data tahun 2005 misalnya, guna melayani animo tinggi ini, China mempunyai 2.234 stasiun televisi terrestrial, yang mayoritas melekat pada stasiun radio, yang mennghabiskan waktu siar 242.146 jam setiap minggu dan menyasar penonton potensial hampir 1,25 miliar jiwa. Hebatnya, ada sekitar 1.300 televisi kabel untuk melayani 128,42 juta rumah tangga. Jumlah itu mencakup lebih dari 400 saluran televisi kabel sebagai pilihan dari 20-30 kanal termasuk siaran relai terrestrial maupun satelit. Televisi dengan demikian telah menjadi komponen dasar dalam masyarakat dan kebudayaan Cina kontemporer.

Dalam masa reformasi pasca kepemimpinan Mao (1979), sejumlah faktor menjadi penyumbang signifikan dalam ekspansi televisi di Cina. Dengan reformasi ekonomi, konsumen dan tingkat belanja melonjak luar biasa. Pemerintah Cina mengakui dan memajukan televisi sebagai sarana paling penting dalam komunikasi modern, dengan membebaskan stasiun televisi untuk menyelenggarakan siaran yang menjangkau seluruh negeri. Pada saat yang sama, industri rakitan bertambah dan produksi televisi meningkat, sehingga kapasitas ketersediaan televisi mencukupi penduduk Cina, sekalipun harganya masih dipandang mahal di tahun 1980-an sehingga di masa itu mempunyai televisi merupakan gengsi tersendiri. Pada 1990-an, revolusi televisi terjadi saat televisi kabel tumbuh dengan cepat di kawasan metropolitan, satelit diluncurkan, dan teknologi televisi berkembang ke era penyiaran digital dan online.

Pada periode ini juga ada perubahan sosial yang mendorong pertumbuhan popularitas televisi. Orang menjadi semakin individualistik, semakin konsumtif, dan menikmati kebebasan lebih besar dalam menghabiskan waktu luang secara pribadi dan bersama keluarga. Pada era Mao, waktu luang dibatasi dalam macam-macam hal. Hari kerja 6 hari dalam seminggu, kewajiban menghadiri kursus politik, aktivitas sosial organisasi dan memanfaatkan waktu luang di lingkungan tempat kerja, dan kecenderungan untuk menikmati waktu luang secara individual. Pada masa pasca Mao, berbeda dengan sebelumnya, ada depolitisasi kehidupan sehari-hari, dengan sedikit kewajiban untuk menghadiri pertemuan atau kursus politik. Sampai akhir 1980-an dan menuju 1990-an, banyak orang mulai menganggap bekerja telah menggerogoti kebersamaan mereka bersama keluarga dan jam kerja pun menjadi 5 hari kerja dan semakin berkurangnya tuntutan menghabiskan waktu luang di organisasi atau tempat kerja. Pada saat yang sama, konsumenrisme mulai tumbuh, yang sengaja dirancang oleh pemerintah, sehingga tuntutan kebutuhan barang meningkat termasuk televisi, radio, dan video, yang berkembang menjadi alat rumah tangga. Demikian pula permintaan akan barang-barang lain seperti mesin cuci, kulkas, mesin jahit, dan sepeda. Televisi kemudian mencerminkan perubahan sosial. Pesawat televisi menjadi penanda status sosial dan berpotensi mengubah kehidupan seseorang, tetapi juga cocok untuk perubahan masyarakat, perilaku, dan gaya hidup yang tiap hari berjalan kaki.

Siaran televisi Cina dimulai pada tahun 1950-an dengan dukungan ahli dan teknologi Soviet. Percobaan siaran pertama kali pada tahun 1956 oleh the Central Broadcasting Science Research Factory dan the Beijing Broadcasting Equipment Factory, dengan meluncurkan Beijing Television pada 1 Mei 1958. Program-program terjadwal dimulai pada bulan September selanjutnya, disiarkan 4 kali seminggu selama 2-3 jam. Pada tahun yang bersangkutan, kota besar di Cina lainnya juga meluncurkan televisi. Rintisan penyiaran ini masih terbatas, bukan saja waktu siar tetapi juga khalayak yang disasar. Beijing Television pada akhir tahun 1950-an mempunyai satu pemancar, yang mencakup tak lebih wilayah Beijing, dan kurang dari 1.000 pesawat televisi yang dapat menerima siaran tersebut.

Pada awal 1960-an, menjadi awal perkembangan industri televisi. Hubungan Cina-Soviet mengendor pada 1960, yang mana pengunduran diri teknisi Soviet tersebut menjadi hal yang tidak dapat dipulihkam kembali sehubungan dengan situasi ekonomi yang memburuk karena kebijakan “Lompatan Jauh Ke Depan” (Great Leap Forward) sehingga pertumbuhan televisi berhenti selama beberapa dekade. Pada tahun 1962, stasiun televisi di 5 kota (Beijing, Shanghai, Tianjin, Guangzhou, dan Shenyang) ditutup. Kekacauan karena Revolusi Kebudayaan yang dmulai sejak 1966 berlangsung selama berbulan-bulan dalam tahun itu, dan sebagainya efeknya televisi China stagnan hingga awal 1970-an. Siaran didominasi oleh berita dan pendidikan politik Mao. Hiburan begitu tertekan selama revolusi kebudayaan, dan didominasi oleh penampilan isteri Mao, Jiang Qing.

Pada awal 1970-an, televisi China  berkembang perlahan-lahan. Di tahun 1972, ada lebih dari 30 stasiun televisi di seluruh penjuru negeri, yang masing-masing satu di provinsi, daerah otonom, atau wilayah Tibet. Percobaan siaran dalam format televisi berwarna kembali dilakukan oleh Beijing Television, pada 1 Mei 1973. Stasiun televisi di Tianjin dan Shanghai juga menyiarkan gambar berwarna dalam tahun yang sama, dan sejak awal 1980-an, semua stasiun televisi provinsi mengikuti perkembangan tersebut.

Pada tahun 1978, China Central Televisi (CCTV) diluncurkan sebagai televisi berita, yang program-programnya direlai oleh stasiun di daerah. Perlu diingat bahwa selama 1970-an, pesawat televisi relatif masih sedikit. Jaringan kerja penyiaran meliputi stasiun sentral dan program regional, tetapi itu berhenti pada 1980-an, saat efek reformasi Deng Xioping berhasil, sehingga tiap-tiap orang di Cina mulai mempunyai kebiasaan menonton televisi sebagai aktivitas sehari-hari.

Pada 1980-an, pertumbuhan televisi  berlangsung secara masif. Ada ledakan kelahiran stasiun televisi, dan mulailah orang berpikir untuk memiliki pesawat televisi sebagai alat rumah tangga. Berdasarkan sebuah statistik resmi, pada tahun 1983 jumlah stasiun televisi adalah 52 dan pada tahun 1988 menjadi 422. Pertengahan tahun 1980-an juga menunjukkan bahwa Cina mempunyai sateleit komunikasi untuk menyiarkan program-program televisi dalam dua saluran nasional.  Pada akhir 1985, televisi telah dijangkau oleh 68,4% jumlah penduduk, lebih tinggi dibandingkan akses terhadap radio. Pada 1988, separuh rumah tangga di Cina memiliki pesawat televisi, lebih rendah 2% dibandingkan tahun 1970-an, dan mulailah saat di mana televisi diakses oleh sebanyak 79,4% penduduk. Di penghujung 1980-an, Cina juga menghasilkan sekitar 25 juta pesawat televisi tiap tahun, yang sekitar 40% diantaranya merupakan televisi berwarna.

Pendeknya, sekalipun penyiaran televisi telah berlangsung hampir 20 tahun, di tahun 1980-an barulah televisi dijangkau oleh rumah tangga biasa di seluruh wilayah negara. Ini terjadi setelah hampir satu dekade revolusi televisi.  Pada tahun 1980-an, televisi juga menjalankan peran penting dalam mengubah kebiasaan dan perilaku sosial masyarakat sehari-hari. Hingga di penghujung tahun 1980-an, mayoritas penduduk Cina masih menonton televisi hitam dan putih. Harga televisi berwarna saat itu masih 3 kali lipat dibandingkan televisi hitam dan putih, hampir separuh pendapatan kalangan pekerja dalam setahun.

Pada tahun 1990-an dimulailah era baru televisi dengan diperkenalkannya televisi kabel. Di seluruh wilayah, jaringan televisi kabel dibandung oleh otoritas televisi lokal,menawarkan siaran televisi yang direlai dan saluran-saluran khusus, seperti dari Hong Kong Television. Di tahun ini revolusi televisi masih berlanjut dengan diperkenalkannya televisi satelit. Mulai tahun 2006, telah diizinkan lisensi televisi hampir 30 saluran seperti CNN, BBC World, dan sebagainya meskipun dalam wilayah siar yang terbatas di hotel-hotel berbintang dan wilayah tertentu, khususnya yang mempunyai pekerja ekspatriat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun