Kekasih,
mengingatmu adalah pintu menuju masa-masa purba
merasakan rindu yang terlempar jauh dalam catatan-catatan pertama.
Kekasih,
Di sini aku seperti Adam yang merindukan hawa pada penciptaan pertama
Berkali-kali aku berjanji untuk tak menyesali sepi yang menyapa.
Kekasih,
Bayanganmu yang menghantuiku adalah buih-buih rindu yang beterbangan
menghantarkan kita ke kota-kota yang jauh dan di tikungan-tikungan kerinduan.
Kekasih,
Tak ada akhir dalam detik yang menjeda dalam  semua kata cinta di bibirku
Di sini aku tenggelam dalam lautan ingatan tentangmu.
Jakarta, Ischo Frendino, 30/01/20.