Mohon tunggu...
Isabel CaroliaSetiawan
Isabel CaroliaSetiawan Mohon Tunggu... Murid

Halo! Di profilku, aku akan menulis banyak hal tentang topik-topik dan isu-isu berkaitan dengan hewan dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mungky dan Dodo: Manusia atau Orangutan?

2 Oktober 2025   10:26 Diperbarui: 3 Oktober 2025   01:34 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Proses Rehabilitasi Mungky dan Dodo

Setelah diserahkan kepada pusat masing-masing, Mungky dan Dodo melalui prosedur rehabilitasi yang dilalui setiap orangutan peliharaan ilegal. Pertama, kesehatan para orangutan akan dicek dengan teliti. Jika terdapat masalah kesehatan, maka orangutan akan diberi obat dan disembuhkan oleh dokter hewan. Jika tidak bisa sembuh, maka orangutan akan dengan terpaksa hidup di dalam kandang selamanya. Ketika kesehatan fisik orangutan sudah terjamin, maka orangutan akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu rehabilitasi untuk membangkitkan kembali insting hidup liar mereka. Sayangnya, dalam kasus Mungky dan Dodo, mereka sudah tidak memiliki naluri sama sekali. Secara fisik, Dodo sehat, namun nalurinya sangat kecil, maka dari itu mereka harus dipindah ke hutan suaka, ujar Drh Anatasha Reza Widiantoro, ketika ditanya mengenai kondisi kesehatan Dodo. Mungky memiliki kasus yang sangat mirip dengan Dodo. 

Ketika diputuskan untuk dipindah ke PSO Arsari beberapa bulan yang lalu, Mungky dan Dodo melalui perjalanan yang sangat panjang. 

Perjalanan Mungky dan Dodo

Pada 22 Mei 2025, Mungky dipindahkan dari SOC ke Pusat Suaka Orangutan, Arsari, Kab. Penajam Paser Utara. Tim translokasi khusus mengantarnya dari SOC selama 8 jam perjalanan darat menuju Bandara Supadio, transit di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, dan akhirnya tiba di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Mungky dibawa lagi melalui jalur darat dan tiba di PSO pukul 22.00 WITA, dan dipindahkan ke kandang rehabilitasi pada pukul 22.45 WITA. 

Sementara itu, Dodo dipindahkan dari PPS Cikananga ke PSO Arsari 2 bulan setelah Mungky. Ia menempuh perjalanan darat dengan tim translokasi menuju ke Bandara Soekarno Hatta pada tanggal 15 Juli malam dan sampai di PSO Arsari, Sukabumi  pukul 11.30 WITA, esok harinya. Keduanya dimasukkan ke dalam kandang rehabilitasi sebelum persiapan selesai. 

Rumah Untuk Mungky dan Dodo

Hutan suaka dimana Mungky dan Dodo akan tinggal memiliki nama Pulau Kelawasan, wilayah milik PSO Arsari. Operasi penyelamatan Mungky dan Dodo adalah sebuah kerjasama dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN). Pada detik ini, Pulau Kelawasan sedang disiapkan untuk kedatangan Mungky, Dodo, dan orangutan lainnya yang sudah tidak bisa kembali ke hutan rimba. Disini, mereka bisa bernapas lega tanpa terkurung kandang, namun tetap aman dari ancaman-ancaman yang dapat melukai mereka. 

Mungky dan Dodo memang tidak bisa kembali sepenuhnya bebas lagi. Mereka tidak bisa tinggal di hutan asli Kalimantan, berburu dan hidup mandiri. Namun, dengan adanya Pulau Kelawasan, orangutan seperti Mungky dan Dodo bisa diberikan kesempatan baru untuk memulai hidup baru. 

Di tanah Nusantara ini, ada banyak sekali kasus-kasus yang mirip dengan kisah Mungky dan Dodo. Bayi orangutan direnggut dari keluarga dan rumahnya, dan dipelihara oleh manusia di seluruh penjuru dunia-yap, bukan hanya Indonesia. Bahkan jika orangutan-orangutan tersebut berhasil diselamatkan dari pemeliharaan liar, mereka tidak akan bisa hidup bebas lagi. Seharusnya, para pembaca sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah kejadian ini. Walaupun memelihara satwa unik memang terlihat keren dan jagoan, namun mempertahankan satwa endemik negara bukannya lebih penting daripada memenuhi ego dan keinginan pribadi?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun