Mohon tunggu...
Irwansyah
Irwansyah Mohon Tunggu... independent writer

Simplicity is the key to happiness

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Larangan Wisuda dan Debat yang Salah Arah: Saat pemimpin Lupa Mendengar

28 April 2025   15:15 Diperbarui: 28 April 2025   15:15 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisuda Bukan Sekadar Seremonial, Tapi Pengakuan

Perdebatan antara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan seorang siswa SMA tentang larangan wisuda bukan cuma soal boleh-tidaknya pesta kelulusan. Ini adalah benturan perspektif antara birokrasi yang kaku dan generasi muda yang haus pengakuan.

Saat Dedi bersikukuh bahwa wisuda "hanya membebani orang tua", ia lupa bahwa bagi pelajar, momen itu adalah simbol perjuangan bertahun-tahun, bukan sekadar acara makan-makan atau foto-foto. Di usia mereka, pengalaman seperti wisuda adalah pengakuan sosial pertama bahwa kerja keras mereka berarti.

Masalah Sebenarnya Bukan Biaya, Tapi Pola Pikir

Pemerintah provinsi berargumen bahwa larangan ini menghemat anggaran. Tapi pertanyaannya:

Seberapa besar sebenarnya penghematannya? Apakah dibandingkan dengan anggaran lain (misalnya proyek fisik), pengeluaran untuk wisuda benar-benar signifikan?

Kenapa solusinya pelarangan total, bukan regulasi agar wisuda lebih terjangkau? Misalnya, dengan standar acara sederhana yang tetap memungkinkan siswa merayakannya.

Yang terjadi justru pemiskinan makna pendidikan. Sekolah menjadi sekadar transfer pengetahuan, tanpa ruang untuk membangun memori kolektif dan rasa pencapaian.

Gestur Dedi Mulyadi: Cermin Krisis Komunikasi Publik

Faktor yang memperkeruh situasi adalah cara Dedi merespons kritik. Alih-alih berdialog, ia terlihat:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun