Public speaking pejabat kita lagi disorot tajam. Maraknya aksi demo dari berbagai kelompok masyarakat, yang sebagian berakhir dengan kerusuhan, antara lain dipicu karena pernyataan sejumlah pejabat yang dirasa melukai rasa keadilan.Â
Bisa dikatakan bahwa sebagian pejabat telah gegabah dalam menyampaikan pernyataan dan mengabaikan dampak sosial dari ucapan mereka.Â
Dalam dunia yang semakin terhubung berkat kemajuan teknologi informasi ini, setiap ucapan bisa dengan cepat menjadi viral, meskipun terkadang dipotong dari konteksnya.Â
Oleh karena itu, penting bagi para pejabat untuk lebih berhati-hati dalam berbicara. Perlu dipahami, bahwa setiap pernyataan memiliki potensi untuk mempengaruhi persepsi publik.Â
Betul, menguasai materi secara mendalam sebelum berbicara adalah langkah awal yang penting. Hal ini akan membantu pejabat agar terhindar dari kesalahpahaman dan klarifikasi yang tidak perlu.
Tapi, yang lebih penting lagi adalah melatih empati para pejabat. Sebelum menyampaikan pendapat, para pejabat harus mempertimbangkan perspektif audiens.Â
Kata-kata yang mungkin terdengar biasa bagi kalangan pejabat, bisa jadi sangat sensitif bagi orang banyak.Â
Dengan bertanya pada diri sendiri, atau dengan kata lain memakai hati nurani, para pejabat bisa memilih kata-kata yang lebih tertata dan penuh sopan santun.Â
Idealnya, pernyataan pejabat bisa diterima oleh berbagai kelompok masyarakat, sehingga dapat menghindari konflik dan sekaligus meningkatkan citra pejabat.Â
Dalam dunia komunikasi saat ini, kemampuan berbicara dengan tegas tanpa menimbulkan kerusuhan, adalah seni yang sangat berharga dan wajib dikuasai oleh setiap pemimpin.
Sebaliknya, bila berbicara seenaknya saja, bisa fatal akibatnya. Makanya, sekarang ramai perbincangan tentang gaya komunikasi dan public speaking para pejabat negeri ini.Â