Beruntunglah masyarakat di Kota Payakumbuh dan sekitarnya, karena punya kawasan yang sangat nyaman untuk melakukan olahraga jogging, yakni kawasan Batang Agam. Batang adalah bahasa Minang yang artinya sungai.Â
Kebetulan saya adalah putra asli Payakumbuh yang telah lebih tiga dekade menjadi penduduk DKI Jakarta. Tentu saja saya merasa surprise saat berada di kampung halaman pada libur hari kemerdekaan.Â
Jujur saja, saya ketagihan melakukan jogging sekeliling Kawasan Batang Agam. Meskipun niat untuk menguruskan badan jadi terhalang, gara-gara sehabis jogging saya tidak tahan godaan kuliner yang ditawarkan banyak pedagang di sana.Â
Ketika saya sekolah dulu, Batang Agam hanya sekadar sungai biasa yang di kedua sisinya ditumbuhi semak belukar. Sama sekali tidak ada daya tariknya.Â
Tak terbayangkan jika kawasan yang dulu tidak ada apa-apanya itu, sekarang menjadi kebanggaan Payakumbuh, yakni jadi semacam water front city.Â
Kawasan Batang Agam menjadi magnet bagi warga dari daerah lain untuk menjajal track jogging. Tak sedikit pula yang datang dari Bukittinggi, Padang Panjang, dan Batusangkar, untuk berjualan.Â
Sejarah keberhasilan renovasi besar-besaran Kawasan Batang Agam, dimulai dari keberhasilan pemda setempat meyakinkan Balai Wilayah Sungai Sumatera dan Kementerian Pekerjaan Umum (PUPR) untuk bersama-sama membenahi Batang Agam.Â
Pemerintah Kota Payakumbuh bertugas untuk membebaskan lahan di sepanjang aliran Sungai Batang Agam yang akan dinormalisasi.Â
Adapun Kementerian PUPR menganggarkan pembangunan normalisasi Sungai Batang Agam dalam proyek tahun jamak yang pengerjaannya dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera Lima.
Maka, pada tahun 2015 dimulailah pembebasan tanah di pinggir kedua sisi Batang Agam. Sebuah upaya yang semula dianggap tidak akan mencapai hasil maksimal dalam menggapai mimpi besar tersebut.Â