Mengetahui kondisi tersebut, si pemilik toko tetap memberikan pelayanan terbaik sekaligus mulai mencari selimut apa yang cocok untuk kakek tua renta itu tadi.
Siapa sangka pemilik toko memberikan sebuah selimut dengan kualitas terbaik di antara selimut lain yang ada di toko itu.
Menariknya, harga yang disebutkan pemilik toko kepada si kakek untuk selimut tersebut, persis sejumlah total uang yang dipunyai kakek tua tadi.
Lantas kakek tua tersebut menyampaikan ucapan terima kasih yang begitu mendalam kepada si pemilik toko. Hati si kakek sungguh senang tidak terkira.
Sudah terbayang dalam benak si kakek, nanti malam anak dan istrinya tidak akan kedinginan lagi saat tidur di gubuknya di pinggir kota.
Diam-diam, rupanya ada pengunjung toko selimut yang tahu berapa harga yang diberikan si pemilik toko kepada si kakek.
Nah, pada hari berikutnya, pengunjung tersebut datang lagi ke toko selimut ingin membeli selimut yang sama kualitasnya dengan yang dibeli kakek tua.
Pengunjung itu tampak marah ketika mengetahui harga dari selimut yang diincarnya itu diberi harga yang mahal sekali oleh si pemilik toko.
Ia membandingkan harga yang diberikan kakek tua kemarin terhadap dirinya saat ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Ia menganggapnya tidak adil.
Dengan penuh kesabaran pemilik toko memberikan penjelasan. “Memang benar harga yang saya berikan kepada Anda berbeda dengan kakek tua kemarin", ujar pemilik toko.
"Namun kali ini saya berdagang dengan manusia, sedangkan kemarin saya berdagang dengan Allah,” demikian ucap pemilik toko selimut itu lebih lanjut.