Memberikan sesuatu barang yang bermanfaat kepada orang lain, di mana orang tersebut tidak mampu untuk membeli barang itu, jelas merupakan perbuatan yang mulia.
Bahkan, di bulan Ramadan seperti sekarang ini, perbuatan mulia itu diganjar dengan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Makanya, banyak orang yang jadi pemurah, suka memberi orang lain.
Tapi, mohon untuk dicamkan, pemberian tersebut harus dilakukan secara tulus. Jangan sampai terkesan memandang rendah atau menghina si penerima.Â
Jangan pula si pemberi membangga-banggakan perbuatan baiknya itu. Jika bisa, saat tangan kanan memberikan sesuatu kepada orang lain, tangan kiri "tidak tahu".
Bagaimana caranya memberi sesuatu tanpa memandang rendah si penerima, dapat disimak dari kisah berikut ini.
Dikisahkan ada seorang penjual selimut dengan kualitas terbaik. Selimut tersebut bervariasi jenis dan harganya, juga berbeda-beda ketebalannya.
Suatu hari ada seorang kakek tua renta dengan kondisi baju lusuh datang ke toko selimut itu. Jika dilihat secara sekilas, sudah bisa ditebak bahwa kakek tua tersebut adalah orang tidak berpunya.
Meski begitu, si kakek tetap memberanikan diri untuk membeli sebuah selimut. Ketika kakek tua sudah masuk ke dalam toko, para pengunjung lain melihatnya dengan sinis dan mungkin merasa jijik.
Namun, siapa sangka ternyata pemilik toko menyambut dan melayani si kakek tua tersebut dengan sopan, sebagaimana ia memberikan perhatian dan pelayanan kepada pengunjung lainnya.Â
Kakek tua tersebut mengatakan maksud kedatangannya ke pemilik toko, bahwa ia ingin membeli sebuah selimut.
Ia langsung meminta selimut dengan harga paling murah karena total uang yang dimiliki sang kakek hanya pas-pasan. Bahkan dibilang cukup pun ternyata belum bisa.Â