Ternyata peminat tarompa datuak tidak hanya orang lokal saja, turis asing pun tak sedikit yang membeli.
Jika saja tarompa datuak dipromosikan secara lebih gencar, termasuk dengan lebih intensif menggunakan media sosial, prospek bisnisnya terbilang cerah.
Permasalahannya adalah regenerasi pengrajin agak tersendat, karena anak muda yang tertarik untuk jadi pengrajin sandal, relatif sedikit.
Tapi, jika terbukti menghasilkan cuan yang lumayan, tentu akan lebih banyak anak muda yang tertarik jadi pengrajin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI