Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Acara Dakwah Subuh Berganti Tayangan Atlet Berbikini, Apa Kata KPI?

5 Agustus 2021   13:50 Diperbarui: 5 Agustus 2021   14:01 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemain voli pantai|Foto: John Sibley (Reuters), via kumparan.com

Olimpiade 2020 yang berlangsung di Tokyo, Jepang, 3 hari lagi akan berakhir. Beberapa cabang olahraga yang populer seperti sepak bola, bola basket, bola voli, dan voli pantai sudah mendekati babak final.

Meskipun atlet Indonesia sudah tidak ada lagi yang bertanding atau berlomba, bahkan rombongan atlet kita sudah kembali ke tanah air, acara Olimpiade yang ditayangkan oleh dua stasiun televisi masih tetap menarik untuk disaksikan.

Salah satu stasiun televisi swasta malah demikian getol menayangkan pertandingan cabang olahraga voli pantai putri. Seperti saya tulis di sini, yang menarik saat menonton justru bukan kualitas permainan, melainkan pekaian pemainnya yang berbikini.

Itulah yang membuat banyak penonton pria sering salfok atau salah fokus. Sebetulnya, pakaian tersebut memang sudah standarnya. Jadi, bagi penggemar voli pantai, tentu merasa hal itu biasa saja.

Bahkan, di Indonesia pun olahraga ini termasuk pesat perkembangannya dilihat dari sisi prestasi atlet kita di level Asia. Sayangnya, untuk Olimpiade Tokyo, kita tidak lolos di babak kualifikasi.

Pada saat Asian Games 2018, di mana Indonesia sukses sebagai tuan rumah, untuk pertandingan voli pantai diadakan di Palembang. Tentu saja pakaian pemain putrinya juga berbikini.

Apakah gara-gara pakaian itu atau tidak, banyak warga Palembang atau yang datang dari luar Palembang, yang sengaja hadir langsung menonton pertandingan voli pantai.

Hanya saja, jika dihubungkan dengan tata cara berpakaian sesuai tuntunan agama Islam, jelas pakaian pemain voli pantai tidak termasuk yang memenuhi syariah.

Atlet voli pantai putri Mesir yang tampil di Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, pada tahun 2016 lalu, menyiasatinya dengan pakaian yang tertutup dan berhijab.

Kembali ke tayangan televisi terkait pertandingan voli pantai, akhirnya terbetik juga berita tentang warga yang melakukan protes dan meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bertindak.

Seorang ibu bernama Siti Musabikha menyatakan bahwa penampilan pemain voli yang berbikini tersebut tidak pantas disiarkan, karena memperlihatkan aurat.

Tindakan Siti dengan mengadu melalui situs resmi KPI sudah tepat, mengingat hal ini memang menjadi kewenangan KPI. Biarlah KPI yang memutuskan apakah ada pelanggaran yang dilakukan pihak stasiun televisi yang diadukan.

Kalau mengacu pada pendapat Siti, ia menyarankan agar tayangan yang menampilkan aurat diblur atau disensor, seperti dilansir dari indozone.id (4/8/2021).

Lebih lanjut, Siti mengungkapkan kekecewaannya karena tayangan tersebut menjadi sebuah ironi, mengingat memakai jam tayang program dakwah Mamah Dedeh.

Mamah Dedeh adalah seorang uztazah yang banyak digemari ibu-ibu. Acara Mama Dedeh di televisi biasanya juga menghadirkan beberapa kelompok pengajian atau majelis taklim, sehingga terkesan meriah.

Memang, protes yang disampaikan ke KPI itu relatif terlambat, karena sebelum KPI mengeluarkan jawaban, bisa jadi Olimpiade telah berakhir. 

Jawaban spontan yang diberikan oleh Wakil Ketua KPI Mulyo Hadi Purnomo kepada jurnalis cnnindonesia.com (4/8/2021), KPI akan memastikan dulu apakah yang diadukan itu siaran live atau bukan.

Untuk siaran live, KPI tidak bisa mengintervensi karena setiap cabang olahraga sudah ada ketentuan cara berpakaian. Atletik seperti apa, renang seperti apa, termasuk voli pantai.

Tapi, apapun keputusan resmi nantinya dari KPI, akan menjadi pedoman bila terjadi lagi event olahraga yang mempertandingkan voli pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun