Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Emoji di Medsos, Tertawalah pada Tempatnya dan Jangan Gampang Berurai Air Mata

30 Juni 2020   00:01 Diperbarui: 30 Juni 2020   05:38 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emoji sebetulnya membantu mewakili mimik yang tak terlihat itu. Sayangnya, sering juga seseorang keliru mengirimkan emoji yang pas mewakili perasaannya. 

Ada seorang teman, seorang lelaki yang sudah berusia 55 tahun, yang memberitahukan anggota sebuah grup percakapan di media sosial, bahwa ibunya baru saja meninggal dunia karena menderita sakit sekian lama. 

Tentu ia sangat sedih, tapi sebetulnya tidak sampai berurai air mata, karena sewaktu ia mengirim pesan, ia lagi menunggu mobil ambulance yang akan membawa jenazah ibunya dari sebuah rumah sakit ke rumah si ibu.

Namun  setelah kalimat yang menyatakan ibunya meninggal dunia itu disertai permohonan maaf atas semua sesalahan sang ibu, ia memasang emoji orang menangis berurai air mata sampai 7 kali. Terkesan agak lebay. Atau mungkin juga si teman itu dalam hatinya memang meraung-raung, tapi tidak kasat mata. 

Pengalaman saya dan saudara laki-laki saya, ketika orang tua yang sakit sekian lama lalu dipanggil menghadap Allah, air mata saya tumpahnya sebentar saja. Bukannya tidak sedih, tapi memang kemungkinan harus menghadapi ditinggal orang tua itu sudah dalam kalkulasi, mengingat faktor usia yang sudah lanjut dan penyakit yang sudah lama dideritanya. 

Apalagi biasanya ketika banyak saudara dan kerabat lain berkumpul, perhatian terbagi harus melayani tamu yang datang mengucapkan duka cita. Justru kesedihan yang mendalam yang terkadang menyebabkan timbulnya isak tangis, muncul ketika jenazah sudah dimakamkan, para pelayat sudah pulang, dan suasana rumah sudah sepi.


Lelaki dewasa menangis sebetulnya hal yang biasa. Tapi kalau sering-sering, mungkin kurang elok dipandang, takutnya dipersepsikan sebagai cengeng. Secara umum, jika wanita yang mengirimkan emoji menangis waktu ia memberitahukan lagi sakit atau lagi menghadapi masalah pelik, masih dianggap wajar.

Poin dari tulisan ini sederhana saja, silakan menggunakan emoji yang pilihannya demikian banyak, asal telah dipertimbangkan dengan baik.

dok. rencanamu.id
dok. rencanamu.id
.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun