Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tentang Langkanya Uang Kertas Pecahan Rp 1.000

17 November 2019   10:10 Diperbarui: 17 November 2019   14:35 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang kertas pecahan Rp 1.000 yang bergambar pahlawan nasional asal Maluku, Pattimura, dulu sangat banyak beredar di masyarakat. Tentu uang tersebut banyak yang kucel karena beredar di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah, seperti pedagang sayur, sopir angkot, dan sebagainya.

Namun ketika tahun 2016 uang kertas Rp 1.000 berganti dengan yang bergambar pahlawan dari Aceh, Cut Meutia, entah kenapa, jadi jarang terlihat. Apalagi saat ini uang seri lama gambar Pattimura yang sebetulnya masih laku, juga berangsur hilang dari peredaran.

Untungnya uang pecahan Rp 1.000 merupakan satu-satunya pecahan yang punya dua versi, yakni dalam bentuk uang kertas dan dalam bentuk koin. Untuk pecahan di bawah Rp 1.000 hanya tersedia dalam bentuk koin, dan pecahan di atas Rp 1.000 hanya tersedia dalam bentuk uang kertas.

Jadi kalau kita butuh uang pecahan Rp 1.000, hampir pasti yang kita dapatkan dalam bentuk koin. Makanya ketika beberapa hari yang lalu saya mendapat kembalian dari pedagang warung dekat rumah saya, uang kertas pecahan Rp 1.000, saya agak kaget saking sangat jarangnya saya memegang uang tersebut.

Saya perhatikan dengan teliti, karena takut itu uang palsu. Meskipun saya juga ragu, dalam sejarahnya tak pernah ada uang palsu dalam pecahan bernilai kecil. Ternyata memang uang asli bergambar Cut Meutia.

Lalu karena penasaran, saya berselancar di dunia maya, betulkah uang kertas Rp 1.000 tersebut langka di tangan masyarakat. Kalau betul, kenapa bisa begitu?

Ini dia jawabannya. Dari detik.com (9/6/2018) didapat penjelasan bahwa memang uang kertas Rp 1.000 sangat langka. Bahkan di saat ada program bersama bank-bank di area Monas, Jakarta Pusat, melayani masyarakat untuk menukar uang pecahan kecil ketika mau lebaran, pecahan terkecil yang tersedia adalah yang Rp 2.000.

Padahal saat peluncuran uang seri baru akhir 2016 lalu, yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, uang kertas Rp 1.000 ikut diperkenalkan bersama pecahan lain.

Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi, menjelaskan bahwa permintaan terhadap uang kertas pecahan Rp 1.000 memang tidak setinggi uang kertas pecahan lain.

Rendahnya permintaan ini antara lain karena semakin meningkatnya penggunaan transaksi uang elektronik dalam perbelanjaan retail. Makanya dapat dipahami kalau uang kertas Rp 1.000 tidak banyak dicetak.

Menurut seorang petugas kantor cabang salah satu bank BUMN, Sukma, sebagaimana juga dimuat detik.com di atas, bank tempatnya bekerja memang tidak menyediakan uang receh kertas pecahan Rp 1.000 karena jarang masyarakat yang menanyakannya dan juga tidak ada pasokan dari BI. 

O ya ada cerita lain dari gambar Cut Meutia yang dipasang pada uang kertas pecahan Rp 1.000 tersebut. Suryamalamg.com (31/12/2016) menulis penggambaran Cut Meutia yang tidak berpenutup kepala, menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat Aceh.

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Dr. Husaini Ibrahim MA, berpendapat bahwa meski tidak pernah ditemukan gambar Cut Meutia yang mengenakan kain penutup kepala, Husaini meyakini sosok pejuang Aceh itu menutup kepalanya dengan ija sawak (sejenis selendang).

Teuku Akmaluddin, seorang keturunan Cut Meutia, mengatakan bahwa gambar yang terdapat pada uang pecahan Rp 1.000 itu bukan foto asli, tapi rekayasa yang diambil  dari foto wajah kemenakannya, Cut Nursidah.

Oke, yang pasti kalau ada yang menerima uang kertas pecahan Rp 1.000 bergambar Cut Meutia, jangan kaget, itu uang asli. Kalau ada pedagang yang menolak menerima, bisa dilaporkan ke pihak kepolisian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun