Minimnya Dukungan dari Pemangku Kepentingan
Tidak semua sekolah atau kepala sekolah memahami dan mendukung peran Guru Penggerak. Hal ini sering kali membuat inovasi yang dilakukan terhambat.
Beban Administrasi yang Berat
Guru Penggerak tetap harus menjalankan tugas administratif yang padat, sehingga waktu untuk mengimplementasikan inovasi menjadi terbatas.
Ketimpangan Akses
Tidak semua guru memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti program ini, terutama di daerah terpencil yang menghadapi kendala akses internet atau sarana pendukung lainnya.
Keberlanjutan Program
Ada kekhawatiran mengenai sejauh mana program ini dapat berkelanjutan jika tidak didukung oleh kebijakan jangka panjang yang konsisten.
Masih Layakkah Guru Penggerak?
Guru Penggerak tetap layak menjadi andalan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, namun program ini membutuhkan evaluasi dan penyempurnaan untuk menjawab berbagai tantangan yang ada. Dukungan dari pemerintah, kepala sekolah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan Guru Penggerak dalam menjalankan perannya.
Selain itu, perlu ada penguatan sistem untuk memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan Guru Penggerak dapat diimplementasikan secara luas, bukan hanya sebatas individu. Dengan memperbaiki kekurangan yang ada, Guru Penggerak dapat terus menjadi motor penggerak perubahan yang relevan dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan masa depan.
Guru Penggerak bukan sekadar program, tetapi sebuah investasi untuk masa depan pendidikan Indonesia. Meski belum sempurna, peran Guru Penggerak tetap krusial dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik. Dengan komitmen bersama dari semua pihak, Guru Penggerak akan terus menjadi pilar penting dalam membangun generasi yang unggul dan berdaya saing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI