Mohon tunggu...
Irvan Kurniawan
Irvan Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk perubahan

Pemabuk Kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Gibran, Romantisme Jokowi Effect yang Direka Ulang?

1 Agustus 2020   21:25 Diperbarui: 2 Agustus 2020   07:42 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakal Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tiba di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Senin (10/2/2020). Gibran datang untuk menjalani fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan sebelum maju menjadi calon Wali kota pada Pilkada Solo 2020 (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA via KOMPAS.com)

Jokowi dalam dentuman dinamika politik yang demikian brutal itu, berhasil lolos sebagai pemenang. Ia lolos dalam permainan isu radikalis vs Pancasilais, nasionalis vs teroris serta isu SARA yang nyaris membakar Indonesia beberapa waktu lalu.

Hemat saya jalan panjang dan terjal ini adalah pertaruhan panjang bagi PDIP dan partai pendukungnya. Mengapa? Karena peristiwa politik tersebut selalu membekas dalam ingatan dan sejarah.

Itulah alasannya mengapa pertimbangan isu radikalisme juga dibawa-bawa dalam pemilihan menteri Jokowi. Jenderal tentara dan polisi masuk kabinet untuk siap menangkal radikalisme dan pengganggu Pancasila.

Dengan demikian, masa depan Jokowi Effect masih sangat panjang selama tidak ada dentuman politik lain yang mampu mengalahkan dua branding isu di atas. Bahkan sampai Jokowi menghabiskan periodenya yang kedua sekalipun, persepsi-persepsi itu masih melekat.

Ya, politik adalah perang menguasai persepsi publik. Siapa yang berhasil menguasai persepsi, ia keluar sebagai pemenang.

Jadi, mumpung persepsinya masih kuat dan isu sebagai bahan bakarnya masih 'dihidup-hidupkan' terus, mengapa harus mencari orang lain? Bukankah anak Jokowi adalah pilihan yang paling tepat sehingga narasinya akan selalu nyambung?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun