Mohon tunggu...
Khoirul Annas
Khoirul Annas Mohon Tunggu... Pengetahuan

Penulis Freelace

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

UM Berdayakan Warga Sanan: Dari Limbah Tempe Menjadi Produk Bernilai Jual "Nata de Soya"

19 September 2025   13:39 Diperbarui: 19 September 2025   13:39 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Manfaat dan Cara Pembuatan oleh Pemateri

Malang - 25 Juli 2025, kawasan Sanan di Kota Malang sudah lama dikenal sebagai salah satu sentra industri tempe terbesar di Indonesia. Hampir setiap sudut gang di RT 05 RW 16 Blimbing dipenuhi aroma khas fermentasi kedelai. Aktivitas produksi tempe tak pernah berhenti, mulai dari dini hari hingga malam, karena permintaan pasar terus meningkat. Namun, di balik geliat ekonomi rumahan tersebut, terselip persoalan serius: limbah tempe yang menumpuk dan mencemari lingkungan. Air bekas pencucian, perebusan, dan perendaman kedelai kerap dialirkan langsung ke selokan. Akibatnya, saluran air di sekitar kampung berubah warna menjadi coklat kehitaman, berbau menyengat, dan berpotensi membahayakan kesehatan warga.
Melihat persoalan itu, tim dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) hadir membawa solusi kreatif melalui program Pengabdian kepada Masyarakat. Kegiatan ini bertajuk Pelatihan Pengelolahan Limbah Tempe menjadi Produk Nata de Soya Guna Menambah Nilai Ekonomis Masyarakat Sanan. Pelatihan berlangsung pada 25 Juli 2025, diikuti oleh pengrajin tempe dan warga sekitar. Mereka belajar mengolah limbah cair kedelai menggunakan bakteri Acetobacter xylinum hingga menghasilkan produk baru bernama Nata de Soya sejenis makanan mirip agar-agar yang kaya serat dan bisa diolah menjadi berbagai variasi minuman maupun makanan ringan.

Pembagian Pedoman Pembuatan Produk
Pembagian Pedoman Pembuatan Produk
Ketua tim pengabdian, Neni Wahyuningtyas, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan juga upaya memberdayakan masyarakat. "Kami ingin menunjukkan bahwa limbah bukanlah sampah yang tidak berguna. Cairan kedelai yang biasanya dibuang ternyata menyimpan potensi ekonomi besar. Dengan teknologi sederhana, masyarakat bisa menghasilkan Nata de Soya yang bernilai jual, sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan," ungkap Neni.Menurutnya, inisiatif ini terinspirasi dari konsep zero waste industry, di mana setiap sisa produksi diolah kembali menjadi produk baru yang bermanfaat. Hal ini sejalan dengan tren pariwisata kuliner dan pangan sehat yang semakin diminati masyarakat modern.
Antusiasme warga Sanan begitu terasa sepanjang kegiatan. Mereka mengikuti setiap sesi dengan penuh perhatian, mulai dari cara menyaring limbah cair, sterilisasi peralatan, hingga proses fermentasi yang memakan waktu beberapa hari. Ibu Rina (29 tahun) salah satu peserta kegiatan mengaku terkejut ketika mengetahui bahwa limbah yang selama ini hanya dianggap beban bisa menjadi sumber penghasilan tambahan."Saya tidak pernah menyangka air sisa pembuatan tempe bisa jadi makanan. Biasanya bikin bau dan meresahkan warga. Kalau benar bisa dipasarkan, ini peluang besar untuk kami," tuturnya dengan semangat.
Sementara itu, Ibu Sulastri (39 tahun), produsen tempe skala rumah tangga, melihat manfaat ganda dari program ini.
"Selain membantu mengurangi bau dan menjaga sungai tetap bersih, hasil olahan limbah ini juga bisa menambah pemasukan. Kalau ada pendampingan lebih lanjut, kami siap bergabung membentuk kelompok usaha," katanya.

Peserta MempraktikkanPembuatan Nata de Soya
Peserta MempraktikkanPembuatan Nata de Soya
Respon positif warga menjadi bukti bahwa masyarakat sebenarnya terbuka terhadap inovasi, hanya saja mereka membutuhkan pendampingan teknis dan motivasi untuk memulainya. Dengan semangat kolaborasi dan dukungan penuh masyarakat, warga Sanan kini melangkah menuju masa depan baru: dari kampung tempe, menjadi kampung inovasi yang berdaya dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun