Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Oktober 2022 Dibuka dan Ditutup dengan "Stampede"

2 November 2022   11:00 Diperbarui: 2 November 2022   11:28 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Kanjuruhan satu bulan setelah tragedi yang menewaskan 135 suporternya. (Sumber: Kompas.com/SUCI RAHAYU)

Tak ayal, berita buruk ini langsung menjadi santapan media asing. Keajaiban internet membuat berita ini menyebar dengan kecepatan cahaya.

Saya ingat pagi-pagi nonton berita di saluran BBC News. Si penyiar sedang membahas Kanjuruhan dan saya ikuti dengan tertib. Penyiar BBC sedang mengadakan bincang jarak jauh dengan jurnalis ABC News di Australia. Si jurnalis Australia ini rupanya pernah membuat feature tentang Arema FC kalau tidak salah, atau derbi Jawa Timur antara Arema FC dengan Persebaya. Salah satu dari itu. Makanya dia paham dan dijadikan narasumber oleh BBC.

Penyiar BBC memulai dengan kata-kata: ..."perseteruan dua kelompok suporter...", yang langsung dipotong oleh jurnalis Aussie: "Hanya ada satu kelompok suporter. Pertandingan antara Arema FC dan Persebaya tidak boleh dihadiri oleh dua kelompok suporter. Hanya satu di setiap stadion kandang, yaitu suporter tuan rumah."

Penyiar BBC rada bingung, sehingga dia bertanya: "Apakah itu karena pengaruh (minuman) alkohol?"

Jurnalis Australia mengatakan tidak, sebab di Indonesia, minuman beralkohol tidak dijual bebas. Nah, tambah bingung deh si orang BBC.

Memang membingungkan. Tidak ada seteru antarsuporter, tidak ada suporter yang mabuk alkohol, namun polisi harus membubarkan mereka dengan gas air mata.

Pertandingan itu dilangsungkan pada malam hari, sekitar pukul 8 malam. Saya cuma berpikir buat apa pertandingan sepak bola di Indonesia digelar malam hari? Polisi menyatakan sudah menghimbau agar pertandingan digelar pada sore hari saja, pukul 15.00 adalah waktu yang ideal. Saya pikir seharusnya jangan sekedar meghimbau, tapi paksakan.

Ketika digelar pada siang atau sore hari, setidaknya ada satu sektor yang bisa dihemat; listrik. Pada malam hari, mau tak mau, semua lampu harus dinyalakan, sehingga para fotografer tak kekurangan cahaya untuk mengabadikan pertandingan. Siaran sepak bola di televisi pun jadi lebih cerah, tak nampak kumuh atau seperti gambar dengan resolusi kurang.

Terus terang, saya selalu mengacu pada Premier League di Inggris. Liga itu adalah contoh yang paling ideal. Premier League, sebagai penyelenggara, selalu berkoordinasi dengan kepolisian setempat. Jika polisi mengatakan pertandingan digelar lain hari atau pada hari yang sama namun pada waktu yang berbeda, karena bersamaan dengan acara lain di kota tertentu yang juga melibatkan massa dalam jumlah besar, maka Premier League akan menuruti. Keamanan adalah segalanya. Keselamatan nyawa puluhan ribu orang ada di tangan klub, penyelenggara pertandingan, dan pihak keamanan.

Saya baca lagi PSSI baru akan mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB) pada Maret 2023. Menurut berita, mereka sudah berkirim surat ke FIFA untuk rencana itu. Mengapa lama sekali harus mengadakan KLB? Ini darurat, gelarlah KLB secepatnya.

Beberapa pekan setelah Tragedi Kanjuruhan, Presiden FIFA, Gianni Infantino, datang ke Indonesia. Wajahnya cerah ceria. Demikian pula dengan wajah Ketua Umum PSSI -- no need to mention his name. Mereka lantas terlibat dalam sebuah pertandingan sepak bola, entah apa maksudnya. Tidak ada empati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun