Mohon tunggu...
Irsyad novanto
Irsyad novanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - WorkHard

Planology and Trader

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apakah Baik Jika Negara Memiliki Banyak Utang?

16 Mei 2020   20:03 Diperbarui: 16 Mei 2020   20:12 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada tulisan kali ini saya akan membahas tentang hutang negara atau yang biasa dikenal dengan hutang luar negeri. Apakah dengan semakin banyaknya hutang akan membuat negara tersebut menjadi maju? 

Jika dilihat secara logika semakin banyak hutang maka jauh dari kata kemajuan. Itu adalah pernyataan yang benar, namun bisa saja negara tersebut maju karena memiliki banyak hutang. Bicara hutang negara, hampir dari seluruh negara didunia memiliki hutang contohnya seperti Amerika, Ingrris, Italia, Jepang dan termasuk Negara Indonesia. 

Hutang Indonesia berdasarkan data yang telah dirilis oleh BI (Bank Indonesia) pada kuartal 3 2019 yaitu capai 5.564 T, angka itu tumbuh 10,2%. BI mengklaim pertumbuhan utang ini berjalan dengan stabil karena sejalan dengan optimisme investor asing terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional. 

Angka pada pernyataan hutang diatas terdiri dari utang luar negeri publik sebesar 2.772 T dan utang luar negeri swasta, termasuk BUMN sebesar 2.792 T. 

Jika dihitung utang luar negeri pemerintah tumbuh sebesar 10,3% nilai ini mengalami kenaikan 1,2% dari kuartal yang sebelumnya, sementara itu utang luar negeri swasta tumbuh 10,4% angka tersebut akibat penurunan 0,9% dibandingkan kuartal yang sebelumnya. 

ULN (Utang Luar Negeri) swasta ini didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap dan udara serta industri. Sektor tersebut menyumbang 75,4% dari total ULN swasta. 

Bank Indonesia mengklaim ULN Indonesia didominasi dengan hutang jangka panjang tetap sehat ini tercermin dari rasio utang terhadap PDB sebesar 36,3%, BI mencatat penggunaan utang ini di prioritaskan untuk membiayai pembangunan pada sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

Berikut porsi dari pembiayaan penggunaan ULN pemerintah, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial menempati urutan pertama dengan presentase sebesar 19%, kemudian disusul dengan sektor konstruksi 16,5%, sektor jasa pendidikan 16%, sektor administrasi pemerintah, pertanahan & jaminan sosial 15,3% dan sektor jasa keuangan dan jasa asuransi 13,7%. 

Dengan hutang segitu banyaknya, lantas darimanakah utang-utang itu berasal? Menurut data kementrian keuangan asal dari hutang-hutang yang diperoleh Indonesia berasal dari pinjaman bilateral. Pinjaman bilateral tersebut melibatkan negara-negara dunia seperti Negara Jepang dengan nilai 199,57 T, Jerman di posisi kedua dengan nilai 32.07 T, Prancis dengan nilai 29,87 T, China di posisi keempat sebesar 18,09 T dan Amerika Serikat di angka 7,57 T (newswantara.com).

Sementara dari pinjaman multilateral 3 besar lembaga memberikan utang antara lain, World Bank menempati urutan pertama dengan nilai 249,67 T, ADB(Asian Development Bank) menempati posisi kedua dengan nilai 130,28 T dan IDB (Islamic Development Bank) dengan nilai sebesat 12,7 T. selain pinjaman Bilateral dan pinjaman Multilateral ada pula pinjaman yang diberikan semua negara melalui lembaga keuangannya kepada BUMN dan pihak swasta di Indonesia. 

Namun ada juga negara yang memberikan pinjaman yang cukup besar nilainya selama ini adalah China dengan total mencapai 650 T yang diberikan kepada proyek dengan jangka waktu sesuai dengan masa proyek tersebut. Pinjaman yang diberikan China berupa proyek infrastruktut kereta cepat Bandung-Jakarta, LRT, Jalan Tol Trans Sumatra dan pembangkit listrik 35.000 Mega Watt. 

Hingga saat ini pemerintah masih percaya diri dengan skema pembayaran utangnya yang cukup baik. Selain harus mempertahankan kestabilan makro ekonomi yang harus diperhatikan yaitu jangan sampai komitmen utang baru dipakai untuk membayar utang lama atau yang biasa disebut gali lubang tutup lubang.

Untuk menunjang suatu pembangunan negara tentu haruslah mengeluarkan dana yang tidak seidikit. Malahan saking besarnya pembangunan nasional, suatu negara pun perlu berhutang kepada Bank Dunia misalnya. Tak hayal karena pembangunan yang dilakukan terus menerus hutang pun menjadi semakin banyak dan besar. 

Hal inilah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan pembangunan di berbagai daerah. Berbicara soal hutang yang besar beberapa negara tercatat sebagai negara dengan hutang paling banyak, berikut adalah urutan negara dengan hutang terbanyak di dunia :

Yang pertama adalah Italia, Italia merupakan negara yang dikenal dengan obyek pariwisatanya yang indah dan menarik, bahkan Italia banyak di daulat oleh orang sebagai negara paling romantis kedua setelah Prancis. 

Namun siapa sangka negara dengan Ibukota Roma ini dinobatkan sebagai salah satu negara dengan hutang paling tinggi. Bahkan pada 2017 lalu, tercatat utang negara ini mencapai $2,5 T. Namun dengan hutang sebesar itu Italia masih bisa mendapatkan pendapatan perkapita sebesar $42.300 dan dengan demikian Italia masih berada di ranking 3 sebagai negara dengan GDP tertinggi mencapai 124% di wilayah eropa.

Kedua yaitu Jepang, Jepang merupakan negara dengan tingkat perkembangan teknologi yang sangat masif di wilayah Asia. Selain itu negara ini juga menjadi salah satu tujuan destinasi wisata dan pendidikan bagi warga Asia. Bagaimana tidak, banyak sekali destinasi wisata yang bagus di Jepang dan kampus-kampus favorit dunia. 

Namun sebagai negara maju, Jepang juga masuk ke dalam daftar negara dengan hutang tertinggi. Hutang negara Jepang ke negara lain dan Bank Dunia tercatat mencapai $3,5 T. Namun hutang sebesar itu nyatanya membuahkan hasil bagi negara ini dengan masyarakatnya yang giat untuk bekerja. Bahkan tingkat pendapatan perkapita negara ini mencapai $28.200 dengan GDP sebesar 124%.

Yang ketiga Belanda, Negara Belanda terkenal sebagai negara dengan angka kriminalitas yang sangat rendah di dunia. Bahkan kehidupan warga di Belanda sangat terjamin mulai dari pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosialnya. 

Namun tidak banyak yang tau negara ini memiliki tingkat hutang yang tinggi. Negara Belanda sendiri memiliki utang ke negara lain dan Bank Dunia sebesar $4,5 T. Meskipun demikian pada tahun 2017 pendapatan perkapita belanda justru mencapai $264.000.

Keempat Jerman, Jerman memang terkenal sebagai salah satu negara di eropa dengan teknologi yang maju dan canggih. Tidak heran jika banyak sekali perusahaan otomotif terkenal didunia berada di Negara Jerman ini. Negara yang termasuk dalam salah satu negara super power ini memiliki ekonomi yang sangat kuat. 

Selain itu, Negara Jerman ini juga menjadi salah satu tujuan pendidikan bagi mahasiswa di seluruh dunia. Namun pada tahun 2017 lalu Negara Jerman tercatat memiliki ULN sebesar $5,3 T. Pernyataan tingkat hutang Jerman berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi paling besar ke empat dunia jika dilihat dari tingkat GDP. Tentu saja hal ini berkat pengelolaan yang baik pemerintah Jerman dan di dukung oleh tenaga ahli yang ada disana.

Nah dari penjelasan di atas kita dapat mengetahui apakah negara dengan hutang banyak itu termasuk baik atau tidak. Semua itu pastinya tergantung pada pengelolahan yang dilakukan tiap pemerintah di suatu negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun