Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Beban di Balik Pemberian Seragam Pesta Pernikahan

16 Agustus 2025   07:00 Diperbarui: 16 Agustus 2025   09:52 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seragam pernikahan (Sumber: Katelyn Macmillan via unsplash.com)

Saya yakin masing-masing dari kita punya warna favorit untuk pakaian, yang membuat kita merasa lebih percaya diri ketika mengenakannya. Tapi apakah pembaca pernah dapat kain seragam dengan warna atau jenis kain yang tidak sesuai selera?

Saya pribadi tidak menyukai warna-warna tertentu. Jadi ketika saya memperoleh kain seragam dengan warna yang tidak saya sukai, sudah pasti mood saya hilang karena membayangkan harus mengenakan pakaian dengan warna yang tidak saya suka.

Belum lagi jika jenis kain yang diberikan juga tidak kita sukai karena mungkin tidak nyaman di kulit atau mudah membuat kita gerah dan kepanasan.

Pedagang Kain Tekstil di Mayestik (Foto oleh Muhammad Sabki via cnbcindonesia.com)
Pedagang Kain Tekstil di Mayestik (Foto oleh Muhammad Sabki via cnbcindonesia.com)

3. Seringnya ongkos jahit lebih mahal dibanding harga kainnya

Saya pernah mendengar komentar dari seorang penjahit bahwa ia sering memperoleh pesanan menjahit seragam pernikahan dengan jenis kain dengan kualitas rendah dan harga yang murah, sementara standar ongkos jahitnya lebih mahal.

Ia jadi merasa kasihan karena pelanggannya harus keluar uang lebih banyak 'hanya' untuk menjahit bahan dengan kualitas yang rendah. Ongkos jahit sering menjadi permasalahan selanjutnya setelah pemberian kain seragam.

Di satu sisi, tidak sedikit tamu undangan yang merasa terbebani dengan ongkos jahit yang harus dikeluarkan. Di sisi lain tidak elok juga rasanya jika calon mempelai juga harus memberikan subsidi ongkos jahit.

4. Kendala waktu

Saya pribadi pernah beberapa kali menerima kain seragam untuk acara pernikahan di waktu yang sudah mendekati hari H. Bisa dibayangkan betapa repotnya kita karena harus putar otak mencari penjahit yang mau menerima pesanan kita dan harus menyediakan waktu di sela-sela kesibukan kita untuk mengukur / fitting.

Belum lagi ongkos jahit yang harus kita keluarkan juga lebih besar dari biasanya jika kita meminta layanan ekspres dari penjahit. Tak hanya itu, risiko kesalahan jahitan juga semakin tinggi jika waktu yang kita berikan ke penjahit cukup sempit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun