Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Yuk, Jalan-Jalan Sore di Desa Penglipuran

1 Juli 2022   14:42 Diperbarui: 3 Juli 2022   15:00 2101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu Masuk Desa Wisata Penglipuran (Dokumentasi pribadi)

Pada area ini umumnya dibangun tempat ibadah karena menurut penduduk setempat, disinilah tempat peraduan para dewa. Lalu yang kedua ada Zona Madya Mandala di bagian tengah desa yang difungsikan sebagai tempat pemukiman penduduk.

Dan yang terakhir adalah Zona Nista Mandala di selatan sebagai tempat yang paling tidak suci. Area ini dikhususkan sebagai tempat pemakaman penduduk.

Angkul-angkul di setiap rumah penduduk memiliki pesona tersendiri di desa ini (Dokumentasi pribadi)
Angkul-angkul di setiap rumah penduduk memiliki pesona tersendiri di desa ini (Dokumentasi pribadi)

2. Arsitektur unik rumah-rumah penduduk

Menurut saya, satu hal yang yang paling menarik dari desa ini selain kebersihannya yang luar biasa adalah, bentuk bangunan rumah penduduk yang memiliki pola seragam. Selain konsep tata ruang desa, masyarakat setempat juga masih mempertahankan bentuk hunian rumah mereka yang tradisional.

Setiap rumah memiliki pintu gerbang yang serupa yang disebut dengan 'angkul-angkul'. Meski semua terlihat sama, tapi justru hal inilah yang sangat menarik perhatian. Maka tidak heran area di tengah jalan setapak yang diapit barisan angku-angkul rumah penduduk menjadi spot foto paling favorit oleh para wisatawan. Fotogenik banget sih!

Oh ya selain angkul-angkul, pembagian denah ruangan di setiap rumah juga memiliki pola seragam. Masing-masing rumah memiliki tempat sembahyang, balai-balai, lumbung, ruang tamu, kamar tidur, hingga dapur.

3. Dikelilingi hutan bambu

Mungkin tidak semua pengunjung menyadari, bahwa sekitar 40 persen dari total luas desa ini merupakan kawasan hutan bambu. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pohon-pohon bambu di hutan ini ditanam oleh para nenek moyang.

Oleh sebab itu mereka juga tetap melestarikan hutan tersebut. Tidak hanya itu, selain memperindah desa, hutan bambu ini juga berfungsi sebagai area resapan air. Kalau dilihat-lihat, mirip hutan bambu di Arashiyama nggak sih?

Ngapain Aja di Penglipuran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun