Pada area ini umumnya dibangun tempat ibadah karena menurut penduduk setempat, disinilah tempat peraduan para dewa. Lalu yang kedua ada Zona Madya Mandala di bagian tengah desa yang difungsikan sebagai tempat pemukiman penduduk.
Dan yang terakhir adalah Zona Nista Mandala di selatan sebagai tempat yang paling tidak suci. Area ini dikhususkan sebagai tempat pemakaman penduduk.
2. Arsitektur unik rumah-rumah penduduk
Menurut saya, satu hal yang yang paling menarik dari desa ini selain kebersihannya yang luar biasa adalah, bentuk bangunan rumah penduduk yang memiliki pola seragam. Selain konsep tata ruang desa, masyarakat setempat juga masih mempertahankan bentuk hunian rumah mereka yang tradisional.
Setiap rumah memiliki pintu gerbang yang serupa yang disebut dengan 'angkul-angkul'. Meski semua terlihat sama, tapi justru hal inilah yang sangat menarik perhatian. Maka tidak heran area di tengah jalan setapak yang diapit barisan angku-angkul rumah penduduk menjadi spot foto paling favorit oleh para wisatawan. Fotogenik banget sih!
Oh ya selain angkul-angkul, pembagian denah ruangan di setiap rumah juga memiliki pola seragam. Masing-masing rumah memiliki tempat sembahyang, balai-balai, lumbung, ruang tamu, kamar tidur, hingga dapur.
3. Dikelilingi hutan bambu
Mungkin tidak semua pengunjung menyadari, bahwa sekitar 40 persen dari total luas desa ini merupakan kawasan hutan bambu. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pohon-pohon bambu di hutan ini ditanam oleh para nenek moyang.
Oleh sebab itu mereka juga tetap melestarikan hutan tersebut. Tidak hanya itu, selain memperindah desa, hutan bambu ini juga berfungsi sebagai area resapan air. Kalau dilihat-lihat, mirip hutan bambu di Arashiyama nggak sih?
Ngapain Aja di Penglipuran?