Jadi kita bisa ngapain aja sih di Penglipuran? Selain berburu foto, ternyata Desa Wisata Penglipuran juga menawarkan berbagai pengalaman unik khas Bali. Saya perhatikan, beberapa rumah ada menjual barang-barang kerajinan maupun kuliner khas setempat. Kalau mau berfoto dengan mengenakan pakaian adat Bali juga ada.
Selain itu, bagi yang ingin merasakan pengalaman tradisional yang lebih intens, beberapa rumah menawarkan homestay mulai dari dua hingga tiga malam, lengkap dengan kegiatan-kagiatan menarik seperti sharing budaya, belajar tari tradisional, memasak hidangan khas Bali, membuat penjor atau banten, bamboo forest  tracking, planting program, dan lainnya.
Lalu kapan waktu yang paling tepat mengunjungi Penglipuran? Ya sebenarnya kapanpun boleh, yang penting cuaca mendukung.Â
Tapi kalau mau merasakan suasana yang lebih meriah, kita bisa datang menjelang hari raya Galungan, karena pada saat itu di setiap sudut desa akan mulai dihiasi dengan penjor. Terbayang kan, makin terasa suasana otentiknya?
Selain itu, di akhir tahun juga biasanya akan diselenggarakan festival budaya yang disebut Penglipuran Village Festival. Rangkaian acaranya sudah pasti akan sangat menarik dan memanjakan mata. Mulai dari parade pakaian adat Bali, seni budaya, lomba penjor, dan lainnya.
Oh ya sekadar reminder, jika pembaca sekalian berkesempatan mengunjungi Penglipuran, selalu ingat untuk menjaga kebersihan sekitar yah. Tempat sampah bahkan disediakan dalam jarak setiap berapa puluh meter. Jadi tidak ada alasan lagi buang sampah sembarangan ya.Â
Selain itu perlu diingat juga bahwa pengunjung tidak diperbolehkan mengelilingi desa dengan kendaraan seperti motor untuk menjaga ketenangan dan kualitas udara desa.
Jadi gimana, sudah penasaran belum dengan keasrian Desa Penglipuran? Yang berencana ke Bali dalam waktu dekat, bisalah mampir sebentar ke Penglipuran untuk menikmati senja? Jangan cuma sunset di pantai yang dicari. Hihihi..