Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sudah Divaksin, Kenapa Harus Tetap Pakai Masker?

4 Maret 2021   10:07 Diperbarui: 6 April 2021   18:16 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil tes Rapid Antibodi saya reaktif setelah 2 minggu & 3 minggu setelah suntikkan vaksin kedua (Dokumentasi Pribadi)

Selama program vaksinasi berjalan, saya masih sering mendapati pertanyaan dari orang lain, “Kenapa sih kita tetap harus pakai masker ke mana-mana meski sudah divaksin? Kalau gitu ya sama aja dong kayak kemarin-kemarin, gak bisa ke mana-mana.” Ini loh alasannya.

Proses Pembentukkan Antibodi Butuh Waktu

Satu kali proses vaksinasi Covid-19 membutuhkan dua kali suntikan dengan selang waktu tertentu, misal 14 hari. Pastinya ini ada alasannya.

Suntikan pertama berfungsi untuk "mengenalkan"' antigen (materi genetik) virus kepada tubuh kita, supaya tubuh dapat memberi respon berupa pembentukan antibodi untuk melawan antigen virus.

Suntikan kedua berfungsi sebagai booster agar tubuh dapat membentuk antibodi secara maksimal.

Bagaimana kita bisa tahu antibodi tersebut sudah terbentuk dalam tubuh kita? 

Hal itu bisa kita ketahui dengan melakukan tes Rapid Antibodi. Apabila antibodi sudah terbentuk, tes rapid akan menunjukkan hasil reaktif paling tidak 14 hari hingga 28 hari setelah suntikan kedua. Tes ini sifatnya kualitatif, yakni hanya menujukkan ada/tidaknya antibodi.

Hasil tes Rapid Antibodi saya reaktif setelah 2 minggu & 3 minggu setelah suntikkan vaksin kedua (Dokumentasi Pribadi)
Hasil tes Rapid Antibodi saya reaktif setelah 2 minggu & 3 minggu setelah suntikkan vaksin kedua (Dokumentasi Pribadi)
Selain Rapid Antibodi, ada juga Tes Serologi Anti-SARS CoV 2 Kuantitatif atau sering dikenal juga Titer Antibodi. 

Tes ini bertujuan untuk mengukur jumlah/kadar antibodi dalam tubuh melalui media darah yang diambil dari pembuluh vena. Jadi proses pengambilan sampelnya tidak seperti tes Rapid Antibodi.

Itulah mengapa dikatakan vaksin membutuhkan waktu untuk dapat membentuk antibodi secara maksimal.

Meski demikian, tes ini belum menjadi standar internasional yang direkomendasikan oleh otoritas lembaga kesehatan terkait. Oleh sebab itu tes ini tidak diwajibkan untuk dilakukan secara mandiri setelah proses imunisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun