Mohon tunggu...
Irma Pratiwi
Irma Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Kaum kerdil penyuka jendela baru :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nekat Wisata: Sebuah Abnormalitas di Tengah Pandemi

3 Juni 2020   17:15 Diperbarui: 3 Juni 2020   17:29 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak tinggal diam, pemerintah Indonesia mengambil langkah sesuai kebijakan dari WHO seperti kebijakan sosial-physical distancing, penerapan PSBB diberbagai kota wilayah zona merah yang terdampak Covid-19, work from home, dan segala aktivitas diberbagai aspek dihentikan untuk sementara.

Tidak hanya tradisi wisata yang ditiadakan tetapi tradisi yang lainnya seperti mudik, halalbihalal, pun ditiadakan untuk sementara demi kemaslahatan bersama, sebagai penggantinya pemerintah menganjurkan dalam pelaksanaan tradisi halalbihalal dan sebagainya dilakukan secara virtual.  Mempertahankan tradisi lebaran dengan bepergian ke luar rumah sama dengan melawan kebijakan pemerintah dan tidak menghargai pengorbanan tim medis yang selama ini tengah berjuang melawan covid-19.

Tentunya pandangan kali ini sejalan dengan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut ini

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Hadist tersebut menjawab persoalan mengapa nekat wisata menjadi momok dan sebuah abnormalitas di tengah pandemi, artinya jika virus tersebut menjangkiti suatu daerah dan kita memasuki daerah yang terdapat virus maka besar kemungkinan kita akan terpapar virus tersebut dan menyebarkannya kepada keluarga dan orang-orang yang terkasih dekat dengan kita.

Tentunya kita sudah melihat fakta di lapangan dan berita di sosial media yang berseliweran mengenai banyaknya masyarakat Indonesia yang nakal, dengan nekat berwisata ke berbagai daerah tanpa takut virus, peringatan dari pemerintah diabaikan dan bahkan ke luar rumah tidak sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.

Kesempatan emas ini dijadikan para oknum untuk memanfaatkan kondisi tersebut. Sehingga menyebabkan beberapa daerah ada yang membuka lokasi tempat wisata tanpa sepengetahuan dan izin dari pemerintah setempat. Marak juga dari pengguna sosial media membagikan tempat wisata yang saat ini masih buka di tengah pandemi, dan hal ini tentunya menyebabkan masyarakat Indonesia berhamburan keluar rumah, lantas sembunyi-sembunyi untuk pergi berwisata bersama keluarganya.

Situasi ini menjadi warning bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia tentang 'kesadaran diri' dan pentingnya membangkitkan rasa kemanusiaan serta gotong royong di tengah pandemi ini. Di samping pemerintah memberikan peraturan yang serius dan bijak, di samping itu pula agar menjadi warga yang baik, kita menaati peraturan tersebut dan bekerja bersama-sama dalam melawan Covid-19. Semoga pandemi ini segera berakhir, agar segala aktivitas dapat kembali berjalan dengan normal. Amin!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun