Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masa Kecil dan Asian Games yang akan Sangat Dirindukan

28 Agustus 2018   23:05 Diperbarui: 28 Agustus 2018   23:12 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah puluhan kali Indonesia Raya dikumandangkan sejak Opening Ceremony, hingga setiap kali ada atlet yang meraih medali emas, dan saya tetap menahan haru, mengusap airmata yang selalu siap meluncur jatuh di ujung mata.

Saya tahu, yang saya rasakan, juga dirasakan oleh banyak orang lainnya. Euforia ini begitu khidmat dan langka. Momen-momen ini butuh dibekukan bersama waktu, diselipkan dalam lembar kenangan.

Maka tak perlu heran jika banyak muslim ikut berdoa demi kemenangan Ginting dan Jojo di cabang Bulutangkis. Banyak nonmuslim yang ikut terharu melihat pasukan panjat tebing, baik putra maupun putri melakukan sujud syukur sebagai selebrasi kemenangan.

Because regardless our color and belief, this mutual feeling is true.

Setiap hari saya selalu nimbrung di grup whassapp hanya untuk menanyakan jadwal pertandingan pada saat itu. Berita yang duluan saya klik adalah soal Asian Games. Tidak politik, tidak berita selebritis, tidak yang lain-lain. Semua bisa menunggu.

Saya jadi rajin menulis artikel olahraga, meski saya awam dengannya, dan tulisanpun masih sangat ecek-ecek. Saya banyak membaca hal-hal baru, yang sebelumnya saya tak tahu dan bahkan tak merasa ingin tahu. Banyak diskusi-diskusi olahraga yang saya ikuti sebab ternyata menyenangkan. Profil para atlet saya baca dan kagumi, sebab mereka berjuang sejak jauh-jauh hari. Menyiapkan fisik dan mental menuju pertandingan besar, yang mungkin hanya bisa saya bayangkan, tanpa pernah benar-benar tahu rasanya.

Maka saya terhanyut dalam kegembiraan ini, biarpun beberapa suara sumbang terus mengikuti. Suara orang-orang yang merasa saya tak patut bergembira ketika Lombok sedang berduka. Orang-orang yang selalu merasa bisa mengkotak-kotakkan perasaan dan pikiran orang lain, semau mereka sendiri. Mereka yang merasa, rasa simpati selalu harus ditampakkan, diumumkan, dan diberi label.  

Padahal hanya saya dan akun ini yang bisa mereka lihat, bukan diri saya sebenarnya, bukan hidup saya sesungguhnya. Padahal hanya Allah yang Maha Mengetahui setiap yang tersurat dan tersirat. Maka hati-hati selalu, dengan hatimu.

Dan pada akhirnya, setiap pertemuan pasti berujung perpisahan. Awal selalu diikuti oleh akhir. Tanggal 2 September nanti, ajang ini akan berakhir. Mungkin ia akan pergi meninggalkan saya yang termangu sedih, sebab takkan bisa lagi menantikan aksi para Spiderman dan Spiderwati, setidaknya hingga event olahraga besar berikutnya.

"Kemesraan ini janganlah cepat berlalu," kata Bang Iwan Fals. Setelah Asian Games 2018 berakhir, mungkin saya dan Anda akan kembali lagi ke ritme lini masa media daring sebelumnya. Membaca berita-berita terkini, menontoni orang-orang yang sibuk membela jagoannya, mencermati perang tiada akhir antara Vaccine Squad dan yang anti, begitu seterusnya.

Maka, esok hari, ketika Anda emosi karena mendapati kabar hoaks yang diposting sembarangan oleh orang yang boro-boro-minta-maaf-malah-nyolot, tinggalkan. Ingatlah masa ketika kita bergembira menyaksikan kemenangan Defia Rosmaniar yang berurai airmata setelah mendapat medali emas. Kenanglah saat kita terharu melihat Aries Susanti dan kawan-kawan berjuang di panjat tebing. Putar kembali rekaman otak kita ketika Ginting berjuang hingga titik akhir, dengan cedera di kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun