Mohon tunggu...
Irma Inong
Irma Inong Mohon Tunggu... lainnya -

aku, ada

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bisakah Kupeluk Dirimu?

20 Oktober 2015   09:48 Diperbarui: 20 Oktober 2015   09:48 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja itu tak tahu harus ngobrol apa denganmu. Kakiku sudah jauh melangkah tinggalkanmu.  Kau? Kau masih tetap ditepian sunyimu. Sendirian.  Dengan do’a dan restumu untukku tanpa kuminta. Membahagiakanmu? Masih jauh, jauuuh bahkan seujung kukumu saja belum terbalaskan.

Disetiap obrolan pada ujung udara, selalu menyisakan goresan. Tak jarang rasa perih menghinggapiku. Meninggalkanmu di ujung sana bukanlah inginku. Dan kau tahu itu. Bisa kulihat binar matamu kala mengawali sapa. Bisa kurasakan getaran jiwamu kala bercerita.

Kususun cermin retak dihadapanku. Berharap pantulan kisah-kisah lalu bercerita kembali saat bersamamu. Kan kujadikan bulu perindu. Akankah episode itu terulang lagi. Tidak. Selamanya tak akan terputar kembali.

Adakah dulu aku melukaimu. Kususun jari sepuluh. Mohon ampunanmu. Kalau andai harus bersimpuh, akan ku lakukan untukmu.

Kenangan selalu datang. Bisakah kugandeng tanganmu seperti dulu kau menggandengku? Bisakah berdua saja? Bercerita tentang kisah kita dulu. Ya, kisah-kisahku denganmu. Dalam temaram kamar rasanya kian sesak. Sudut mataku kian berair. Bening. Bersiap tumpah.

Jangan. Jangan bertanya mengapa. Hanya rindu padamu yang menyergapku tanpa ampun.

“Bisakah kupeluk dirimu, Ibu?”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun