Mohon tunggu...
Irham WP
Irham WP Mohon Tunggu...

(“Keep your dreams alive. Understand to achieve anything requires faith and belief in yourself, vision, hard work, determination, and dedication. Remember all things are possible for those who believe,” : Gail Devers) This is a moderated blog. Any comment contributing to a serious discussion is welcome. Some people may not agree with the content of some posts, but please refrain from abusive, profane, or offensive language in your comments - they will automatically be deleted, as will all comments that have no bearing whatsoever on the subject and/or only serve to slight or even insult the author.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Uji Nyali Sambil Berwisata di First World Hotel-Genting Highlands

25 November 2013   03:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:43 4057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penasaran setelah membaca hotel-hotel yang angker, penulis kemudian menemukan bahwa salah satunya adalah hotel First World yang layak untuk dikunjungi, terletak di wilayah Genting Highlands, yang masuk negara bagian Pahang Malaysia. Hotel itu memiliki 6118 kamar dan hanyalah hotel bintang tiga namun tercatat sebagai hotel terbesar keempat di dunia dalam kategori jumlah kamar. Dibuka 1 Januari 2008, sehingga dapat dikatagorikan hotel yang cukup tua. Reservasi bisa langsung ke reseptionist, kadang harga kamar dijual sangat murah. [caption id="attachment_294283" align="aligncenter" width="300" caption="dok. pribadi"][/caption] Menurut penduduk lokal, wilayah Genting Highlands (1860 meter diatas permukaan laut) adalah tempat yang paling berhantu di Malaysia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya orang yang bunuh diri di kamar hotel setelah mereka kalah besar dalam berjudi, paling sering kamar tamu diketuk-ketuk oleh hantu Genting Highlands. Perlu ditambahkan informasi bahwa di Hotel inilah telah dilegalkan sebuah kasino didalamnya. Menurut peraturan, Kasino itu hanya boleh  bagi warga negara Malaysia yang non-muslim, artinya seluruh rakyat Malaysia yang beragama Islam dilarang masuk ke dalam Kasino itu. Pemerintah Malaysia memang melindungi warga negara yang beragama Islam dari segala bentuk perjudian. Warga asing dapat masuk tanpa terkecuali. Sayangnya penulis dilarang memotret kasino itu, sehingga tidak dapat menampilkannya di rubrik ini. Menurut seorang security dan  beberapa staff hotel yang ditampung di asrama pada Flat-flat yang berdiri megah disamping Hotel First World, mereka sering mendengar longlongan "arwah" di tengah malam. terkadang terjadi penampakan orang dengan baju merah yang tengah melompat di jurang-jurang sekitar hotel, atau yang paling terkenal adalah adanya hantu wanita yang konon sering berjalan di koridor-koridor hotel mencari "kepalanya" yang hilang sepanjang 28 (dua puluh delapan) lantai hotel. Para staf kebersihan (cleaning service) sering mendapati lampu kamar hotel hidup dan mati sendiri, berulang-ulang byar-pet byar-pet seperti ada yang menekan saklar lampu. Juga air di kamar mandi hidup sendiri, begitu pula TV di kamar-kamar hotel hidup sendiri ketika dibersihkan. Ada lagi cerita lain. Menurut cerita seorang pengunjung, di dalam kasino itu tepatnya di ruang  privat VVIP terdapat sekuntum bunga Teratai emas, dimana teratai itu konon memberikan tanda bagi para penjudi. Apabila tiba-tiba sekumtum bunga Teratai itu mengembang maka banyak penjudi yang akan menang, sebaliknya bila kuntum Teratai itu kuncup banyak penjudi yang kalah. Penulis hanya senyum menahan geli atas cerita pengunjung itu. Hal itu tidak masuk akal apalagi Teratai itu tidak alami namun berwarna emas  ?. Bila anda berkunjung ke hotel tersebut dan banyak bertanya mungkin akan terdapat 1001 cerita angker. Memang cukup banyak penulis dengar dan yang bercerita pun sangat bersungguh-sungguh. Bisa dirasakan agak merinding bila berwisata sambil jalan-jalan mengitari Hotel, penulis merasakan getaran jiwa saat masuk lorong kamar, begitupun saat keluar kamar masuk loronglorong rasa  senyap dan merinding pun terasa di seluruh tangan. Penulis agak sensitif berkaitan dengan mahluk halus, tetapi karena banyaknya lampu pijar yang menyala sangat terang maka keangkeran Hotel tidak begitu terasa. Justru terdengar banyak teriakan tamu remaja dan pemuda-pemudi pengunjung hotel yang gembira berlibur di Genting Highlands. [caption id="attachment_294289" align="aligncenter" width="300" caption="dok. pribadi"]

1385322888700549702
1385322888700549702
[/caption] Setelah puas berjalan-jalan  waktu tidurpun tiba, setelah membaca doa kita semua tertidur lelap, mungkin capai setelah berjalan dari berbagai wahana permainan anak dan melihat pemandangan di sekitar hotel. Pagi hari setelah sholat subuh dan mandi, kami semua bergegas menuju restoran tempat sarapan yang dikatakan dijamin halal oleh pihak hotel. Menggelikan !, begitu kesan kami, karena makanan dimasak secara masal terlihat dalam penyajiannya demikian masif dan kurang mengundang selera makan. Tidak ada pilihan lain daripada membayar di restoran lain terpaksa ikut antri. Antrian pun cukup lama, butuh kesabaran hingga bisa mengambil makanan yang disajikan hotel. Setelah acara santai, kamipun check-out beberapa menit sebelum pukul 12.00, dan siap menuju KL. Uji nyali 1 (satu) hari dan 1 (satu) malam telah selesai, penulis belum bisa melihat apa-apa, mungkin hantu Genting Highlands yang malah takut terhadap penulis.....mungkin saja ! Salam satoe Indonesia! [caption id="attachment_294290" align="alignleft" width="150" caption="dok.pribadi"]
13853238191750424808
13853238191750424808
[/caption] [caption id="attachment_294291" align="aligncenter" width="150" caption="dok.pribadi"]
13853240062052055591
13853240062052055591
[/caption]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun