Katanya IPK tinggi menjamin seseorang mudah memiliki pekerjaan. Kenyataannya tidaklah begitu. Dikarenakan mindset yang tertanam harus memiliki nilai yang bagus maka kita berusaha agar nilai yang diperoleh semuanya bagus.Â
Di bangku SMA, jika kita memilih jurusan IPA. Mata pelajaran wajib seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi harus kita kuasai. Tentu saja karena targetnya nilai maka kita akan mati-matian belajar mata pelajaran tersebut.Â
Tentu saja pada akhirnya kita menguasai banyak mata pelajaran namun, tidak pernah tahu mata pelajaran mana yang paling kita sukai. Dampaknya ketika memilih jurusan di perkuliahan kebanyakan orang akan galau.Â
Hal tersebut karena sistem pendidikan kita tidak mengajarkan apa yang kita suka. Kita diajarkan untuk pintar dalam berbagai bidang pelajaran. Padahal guru saja hanya bisa mengajar satu mata pelajaran.Â
Hal ini juga berlanjut hingga ke tingkat universitas. Akibatnya ketika dewasa kita memiliki masalah terkait tujuan hidup dan banyak yang bingung sebenarnya apa sih yang kita suka ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut ternyata tak hanya ada di saya namun, juga di banyak orang. Kenyataannya banyak juga yang tidak tahu apa yang disukai.Â
Sebenarnya menjadi dewasa tidak juga menyakitkan. Meskipun di usia 20-an awal kita akan mengalami krisis akan tujuan hidup dan jati diri, ada banyak cara yang dapat membantu kita untuk belajar menerima hidup sebagai orang dewasa.Â
Empat cara agar hidup dewasa tak terasa menyakitkan.
1. Terima dan nikmati proses.Â
Cara pertama untuk tetap hidup biasa saja adalah menerima bahwa menjadi dewasa adalah keharusan. Mau tidak mau, senang atau tidak senang. Setiap kita akan bertumbuh menjadi remaja, dewasa dan menua.Â
Kita juga bisa belajar menikmati proses yang ada. Menikmati proses yang ada tanpa terburu-buru. Ibaratnya jika sedang mencari passion maka nikmati saja proses pencariannya.Â