mata-mata menyedihkan
dimasuki keraguan
dua garis dari keturunan adam dan hawa
menerjam luka-luka duka masa silam
pada-Mu, seraya diangkat tangan dengan wajah muram
dimohonnya sebuah nasi dari peking kolong jembatan
harga diri seorang pecun dibalik kosmopolitan teknokrasi
beberapa orang mulai mati rasa dan apatis
terhadap luka-luka yang menyongsong buruh tani
sementara dimakannya salad dan omlet dari dalam gang kumuh
seorang proletat berdiri bercita-cita diatas batu nisannya agar dia diberi mati muda
dewasa, rasa dan lukanya masih menganga-nga
akibat tumbukan realita dan hidup di ibukota
tajam langkah kaki penuh luka
kemuliaan disudut padamkan berbisa
agama dibenturkan kejamnya realita
bisu bahagia terdiam dalam bayangan lindungan desa
yang tercinta manusia
menerka, menghantam perih matinya hasrat
terbitnya matahari dalam kejaran setoran
diapitnya dua cita-cita
"halo, pelacur jalanan ibukota, matilah dengan bahagia dan duduk bersanda. Dunia ini akan hancur dengan baik dan mati dihadapan manusia-manusia dosa"
angan-anganku sadar, bisa yang ku simpan
melata menjadi racun bagi darah
tercurah semua masalah
ayah dan rasa bersalahÂ
ibu mengais arah
kini aku dalam muram dan jahanam
cahaya kotaku padam
jengah tanpa arah
dari rusuk pemuda malaikat kota
Cilegon, 2020