Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Problematika AC Milan dan Ego Pendukungnya yang Terlampau Tinggi

5 Maret 2021   08:03 Diperbarui: 5 Maret 2021   08:14 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alessio Romagnoli, Frank Kessie, dan Rafael Leao dalam laga Milan vs Udinese (3/3). | foto: Twitter @acmilandata

Menerapkan formasi baru di tengah kompetisi yang hanya menyisakan sedikit pertandingan rasanya riskan dilakukan. Waktu jadi masalah utamanya. Semenjak pandemi Covid-19, jadwal pertandingan menjadi kacau, termasuk Serie A musim ini yang jadwal pertandingan tiap giornata-nya mepet.

Masing-masing tim bisa terus berlaga dengan waktu rehat cuma 3 hari. Atas dasar inilah, tidak tepat bila jadwal pertandingan jadi penyebab menurunnya performa Milan. Toh, semua tim juga merasakan hal yang sama.

Masalah ganti formasi juga tak bisa dibongkar pasang begitu saja. Sebuah formasi dipilih sesuai dengan ketersediaan pemain dan taktik si pelatih. Formasi juga tak bisa tiba-tiba diubah di tengah kompetisi tanpa dilatih terlebih dahulu di sesi latihan internal tim.

Penulis pribadi belum menemukan satupun berita yang memuat kabar soal Pioli yang coba menerapkan formasi berbeda di sesi internal tim. Masih sama, 4-2-3-1. Adapun rumor Pioli yang mencoba formasi 3 bek ataupun kembali ke 4-3-3 merupakan saran dari beberapa jurnalis kenamaan Italia. Hanya sebatas spekulasi.

Intinya, mustahil memakai formasi baru tanpa formasi tersebut diciptakan dan dilatih terlebih dahulu. Karena ganti formasi artinya juga ganti skema. Nah, berbicara soal skema serangan dan bertahan, skema Pioli di Milan bisa dibilang mulai tumpul.

Ada beberapa alasan, tergantung sudut pandang yang dipakai untuk menganalisis. Pertama, taktik dan skema Pioli tidak berubah sejak setahun lalu, ajek. Risikonya adalah, lawan mulai terbiasa dan mampu mengantisipasi skema serangan dan pertahanan Milan.  

Kedua, skema serangan yang ajek menciptakan sebuah kebiasaan dan kebiasaan tersebut lama-lama mudah dibaca lawan. Sejatinya, taktik Pioli lebih condong ke situasional play ketimbang set play. Masalanya, saat terjadi kebuntuan, Pioli tak punya "plan B".

Bandingkan dengan Antonio Conte bersama Inter. Conte adalah pelatih yang terkenal dengan set play-nya. Semua bentuk serangan dan pertahanan sudah ada pakemnya. Walau semua sudah diatur, tetapi Conte punya banyak pilihan set play. Di awal musim ini, Conte juga banyak bereksperimen dengan hal itu. Kekayaan itulah yang tak dimiliki Pioli.

Sejatinya, masalah tersebut masihlah bisa diatasi. Bila terjadi kebuntuan saat situasi open play, seharusnya Milan bisa mencoba membuat peluang lewat situasi bola mati alias set piece. Nah, inilah perkara berikutnya dari Milan asuhan Pioli. Rossoneri tidak pandai memanfaatkan situasi tersebut walau dalam 6 pertandingan terakhirnya Milan juga hanya bisa mencetak 1 gol dari open play.

Hingga 25 laga di Serie A, Milan sudah mencetak 48 gol. Namun, hanya 9 gol yang berasal dari skema bola mati, sisanya 26 gol dari open play, dan 12 gol dari eksekusi penalti. Padahal, bila skema serangan biasa sudah mulai terbaca dan waktu untuk meracik taktik baru mepet, membuat skema khusus untuk memanfaatkan set piece bisa jadi solusi instan.

Milan punya beberapa pemain untuk memaksimalkan bola-bola mati. Untuk tendangan bebas langsung, rossoneri punya Hakan Calhanoglu dan Zlatan Ibrahimovic yang dulu kerap mencetak gol dari situasi tersebut. Selain keduanya, ada Bennacer, Tonali, atau Theo Hernandez yang bisa melambungkan bola dari eksekusi tendangan bebas atau corner kick.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun