Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa yang Bisa Dinikmati dari Format Baru Liga Champions 2020?

14 Agustus 2020   11:59 Diperbarui: 14 Agustus 2020   12:32 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain dan staf pelatih RB Leipzig merayakan kemenangan timnya atas Atletico Madrid dinihari tadi sekaligus memastikan lolos ke babak semifinal Liga Champions. | foto: Julian Finney/UEFA/Getty Images via theguardian.com

Lalu, apakah format baru ini akan memberi pengaruh kepada jalannya kompetisi Liga Champions musim ini? Tentu saja, iya sebab ada beberapa tradisi yang akan hilang. Apa saja?

Seperti yang telah disinggung oleh Kompasiner, David Abdullah, setidaknya ada 5 dampak perubahan format Liga Champions akibat hilangnya laga 2 leg, home and away.

Kelimanya adalah hilangnya "epic comeback", tensi tinggi pertandingan, berkurangnya jumlah gol, semua tim berpeluang juara, dan peluang munculnya juara baru. Selain lima hal ini, menurut saya, ada satu dampak lagi yaitu, hilangnya keuntungan agresivitas gol tandang.

Kita sepakat bahwa Liga Champions selalu memberi sajian drama "si kulit bundar" hingga akhir babak. Laga "epic comeback" seperti Barcelona vs PSG di 2017, Barcelona vs Roma di 2018, Spurs vs Ajax di 2019, Barcelona vs Liverpool di 2019, dan laga-laga "epic comeback" serupa mungkin saja tak akan terlihat lagi.

Namun, apa benar demikian? Mari kita analisis dari hasil Liga Champions hingga 14 Agustus ini.

Pertama, laga antara dua tim paling produktif di negaranya masing-masing, Atalanta vs PSG. Hasilnya, 2-1 untuk kemenangan PSG. Ternyata, PSG memenangkan pertandingan setelah tertinggal 1-0 terlebih dulu. Hebatnya, PSG membalikkan skor hanya dalam 3 menit saja.

Mengutip judul tulisan Bung Hadi Santoso, "Dongeng Atalanta di Liga Champions Berakhir Dalam 3 Menit", ternyata kita masih bisa menyaksikan drama serupa "epic comeback" walau hanya dalam 1 leg saja bukan? Dengan tensi pertandingan yang tinggi dan kesempatan yang hanya sekali membuat laga serupa "epic comeback" masih mungkin terjadi walau dengan "cita rasa" yang berbeda.

Kedua, laga dua tim beda strategi, RB Leipzig vs Atletico Madrid. Laga ini juga mempertemukan 2 tim beda pengalaman, Atletico sudah berpengalaman dengan kompetisi eropa seperti Liga Champions, sementara Leipzig masih "anak baru".

Ternyata, hasil akhirnya 2-1 untuk kemenangan si anak baru. Ternyata, pengalaman Atletico dan Diego Simeone tak ada apa-apanya dihadapan pasukan Julian Nagelsman. Maka benar bila dikatakan setiap tim punya peluang juara, akan ada juara baru itu mungkin saja.

Laga 1 leg juga menguntungkan Leipzig dan PSG. PSG punya kenangan buruk soal laga 2 leg, seperti kalah dari MU dan Barca setelah menang besar di leg 1. Begitupun Leipzig, mereka tim yang "nothing to lose", ngotot menang, apalagi lawannya Atletico yang punya pengalaman lebih dengan laga 2 leg.

Selain hasil laga, format baru dan revisi aturan Liga Champions 2020 ini juga memunculkan dampak terhadap jalannya laga. Ada 2 dampak yang sudah terasa di 2 laga perempat final Liga Champions. Apa saja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun