Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Sang Pemegang Kunci

30 Oktober 2019   02:36 Diperbarui: 30 Oktober 2019   02:48 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pngdownload.id

Awal cerita ini dibuat karena terinspirasi dari kisah dan pengalaman pribadi, cerita ini tidak ada unsur menyinggung orang lain atau apa melainkan hanya hiburan semata dan perbaikan terhadap diri sendiri untuk peka terhadap sekitar kita. Ini sebatas guyonan ditempat kerja bersama rekan-rekan sedevisi kerja diluar kota, berikut kisahnya :

Setiap Sales koordinator cabang memiliki tanggung jawab terhadap rayon dan area masing-masing, jadi kebiasaan rutinitas kami disetiap pagi adalah PhotoPlace dipagi hari sebagai tanda bukti absen datang kekantor. Seperti biasa jam masuk kerja pukul 08:00 WIB,  aku berangkat kerja dari tempat tinggal jam 07:00 WIB atau bisa lebih awal lagi dan perjalanan sampa ke tujuan menghabiskan waktu kira-kira 20 menit diperjalanan. Tanpa sengaja absen pagi aku kirim dan tak ada pikiran lain karena itu hal biasa sebagai rutinitas.

Setelah berjalannya waktu itu menjadi kebiasaan, hingga sampai pertemuan kami dikantor cabang menjadi sebuah cerita lucu dan menurutku ini lelucon sesama rekan kerja dan tidak ada masalah namun sangat menggelitik dan membuatku ketawa sendiri dibuatnya sampai sekarang. Pertemuan dikantor cabang adalah rutinitas kami setiap awal bulan dan pertengahan bulan diminggu kedua, semua rekan-rekan sedevisi kantor akan bertemu baik dalam kota maupun luar kota.

Kejadian pas waktu makan siang setelah meeting diruang sederhana yang terlihat bersih di tempat istirahat karyawan, "van, kunci di subdist irvan yang pegang ?" aku bingung dengan arah pertanyaan yang disampaikan oleh rekan kerja yang sama dengan ku, aku masih diam dan tidak Ngeh sama sekali maksud tujuan dari pertanyaan tersebut. namun berbanding terbalik dengan rekan-rekan kerja lain tertawa dengan senangnya yang membuat aku penasaran dan berfikir dalam hati "apanya yang lucu dari pertanyaan tadi", ya sudahlah aku mengabaikannnya dan sambil menyantapi menu makan siang yang ada didepanku bersama rekan-rekan kerja yang lain. Namun ada yang janggal karena setelah pertanyaan tadi cerita rekan-rekan kerja yang lain masih berlanjut "si Irvan buka tutup gerbang subdist bang" salah satu rekan kerja ku berseru dengan ketawa yang puas melihat responku yang masih belum sadar dan datar.

Setelah beberapa menit kemudian baru aku memahami pertanyaan tadi dan langsung senyum ketawa sendiri disaat rekan-rekan kerja ku yang tadi ketawa sekarang terlihat terbalik malah aku ketawa belakangan setelah mereka. Mereka pun melihat dan baru Ngeh juga kalo aku sudah sadar dengan pertanyaan tadi (HAahhaahha asli waktu itu aku ngakak sepanjang hari dan senyum-senyum sendiri kayak orang gila mengingat kejadian ini). 

"Apa maksud pertanyaan tadi ?" aku menyikut dan menatap balik bertanya kepada salah satu seniorku yang bertanya tadi, hahahahahhaha Kehebohan pun berlanjut setelah aku melontarkan pertanyaan tadi. Sontak aku malu dan butuh jawaban dari apa maksud pertanyaan tadi. Ternyata itu merupakan sebuah guyonan semata, karena aku mengirim absen selalu kepagian yang membuat rekan-rekan kerja lain  keteteran untuk mengejar dan menyamai namun itu tidak jadi masalah setelah aku tau alasannya kenapa. (Hahahhahhaha ada-ada saja)

Setelah mengingat kejadian tadi terkadang apa yang kita lakukan bukanlah suatu yang dibuat-buat melainkan sebuah kebiasaan yang sering kita lakukan setiap hari, seperti kata orang bijak :

"Sesuatu yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan, dan hal yang biasa itu apabila dilakukan secara masive maka akan menjadi sebuah karakter bagi orang tersebut"

Kisah ini bisa dijadikan pembelajaran dan reminding untuk kita saling peka terhadap disekeliling kita. Aku ingat pesan terakhir dari seniorku berkata :

Sesuatu yang baik terus dilakukan van, jangan dirubah atau ditinggalkan karena perkataan orang lain. Sesuatu yang baik perlu dicontoh dan harus pandai memilah mana yang baik dan burukny untuk diri kita.

Sekian...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun