Mohon tunggu...
Irfan Aulia
Irfan Aulia Mohon Tunggu... Administrasi - Psikolog

Pejalan Kaki, menyenangi tema psikologi positif, psikologi konsumen dan psikologi politik & kebijakan publik, aktif mengajar dan melakukan riset di tiga tema tersebut sambil mempraktekkan ilmu yang didapat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mindfulness Upaya Menguatkan Resiliensi

15 Februari 2024   08:06 Diperbarui: 15 Februari 2024   08:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

individu dewasa di masa ini seringkali dihadapi berbagai tantangan. mulai dari tantangan internal hingga tantangan eksternal. Tantangan internal seperti masa depan dan karier. Tantangan eksternal seperti kesempatan untuk bekerja dan tekanan sosial. Untuk menguatkan hal ini dibutuhkan resiliensi.    

Resiliensi ialah kemampuan individu dalam mengatasi stress atau tekanan, dan dalam mengatasi kecemasan, depresi, dan reaksi stress (Conor dan Davidson, 2003). Resiliensi secara sederhana adalah upaya untuk tetap bisa berjalan saat kondisi tidak baik baik saja (Reivich dan Shatte, 2002). Rojas (2015) mengemukakan bahwa mengembangkan resiliensi merupakan suatu hal penting sebab mampu menyalurkan pengalaman bagi individu dalam melalui tuntutan hidup. Dengan adanya resiliensi, individu mampu bangkit dari kesulitan serta menyelesaikan berbagai permasalahan maupun tekanan yang sedang dialami dengan sebaik mungkin.

Orang dapat resiliensi ketika ia mampu memahami sudut pandang yang tepat. Sudut pandang yang tepat membantu memahami situasi dan tidak menyalahkan orang lain (Lieberman, 2023). Salah satu upaya untuk dapat resiliensi adalah dengan melatih keterampilan mindfulness. Brown dan Ryan (2003) mengungkapkan bahwa mindfulness adalah sebuah keadaan penuh perhatian (attention) dan kesadaran (awareness) pada apa yang terjadi pada masa sekarang. Dengan kesadaran penuh pada saat ini, maka anda akan terhindar dari upaya untuk menyalahkan masa lalu dan khawatir dengan masa depan.

Aherne et al (2016) juga mengungkapkan bahwa mindfulness berpotensi untuk meningkatkan resiliensi individu secara lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan mindfulness merupakan salah satu yang dapat menaikkan ketangguhan individu ketika mengalami situasi yang tidak baik baik saja. Neff dan Gardner (2018) menyebutkan mindfulness merupakan salah satu fondasi untuk membangun ketangguhan. Salah satu manfaat dari mindfulness adalah membuat orang dapat berjarak dengan kondisi kesulitan dan mencoba untuk melihat situasi dari sudut pandang yang lebih luas. 

Penelitian yang dilakukan Bajaj dan Pande (2016) menunjukkan bahwa keterampilan mindfulness pada mahasiswa di India meningkatkan keterampilan mereka dalam menghadapi tekanan.  Sharma dan Rawat (2020) juga mengungkapkan hal yang sama, mindfulness mempunyai korelasi positif dengan resiliensi. Hal ini berarti meningkatnya keterampilan mindfulness berakibat meningkatnya keterampilan resiliensi.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan mindfulness menurut Neff dan Gardner (2018) yang pertama dengan meningkatkan kesadaran terhadap panca indra. Sadari apa yang terasa pada panca indra akan memudahkan untuk terkoneksi dengan masa sekarang dan saat ini. Prosedurnya adalah dengan menutup mata dan merasakan apa yang anda dengarkan. Dengarkan detak nafas dan suara dari lingkungan. Usahakan untuk tenang dan merasakan apa yang anda dengar. Kedua dengan membuka mata anda secara perlahan lahan dan  menikmati apa yang anda lihat pertama kali. Ketiga dengan menutup mata dan mencoba menyadari indra peraba. Indra peraba artinya menyentuh tubuh dan menikmati kesadaran saat menyentuh tubuh. Mencoba berdialog dan berterimakasih dengan tubuh. Keempat Mencium, taruh tangan di hidung dan mencoba untuk menyadari bau yang muncul dari tangan. Kelima mengusap mulut dengan lidah, hal ini untuk menyadari apa yang terasa di mulut anda.

Pada dasarnya latihan mindfulness adalah upaya untuk melakukan penerimaan terhadap apa yang anda alami. Penerimaan akan memudahkan anda untuk menghadapi kondisi luar sebagaiamana apa adanya. Ramasubramanian (2017) menyebutkan bahwa pelatihan mindfulness pada mahasiswa awal menghasilkan kemampuan untuk lebih menikmati emosi positif dan melaporkan tingkat stress yang lebih rendah. Hal ini disebabkan kemampuan mahasiswa untuk menyadari dan menikmati momen hari ini tanpa was was dan penghakiman berlebih menjadi lebih tinggi. Dalam bahasa yang lebih mudah dipahami adalah mampu lebih "enjoy" dan tidak "overthinking".

Daftar Pustaka

Aherne, D., Farrant, K., Hickey, L., Hickey, E., McGrath, L., & McGrath, D. (2016). Mindfulness based stress reduction for medical students: optimising student satisfaction and engagement. BMC medical education, 16(1), 1-11. 

Bajaj, B., & Pande, N. (2016). Mediating role of resilience in the impact of mindfulness on life satisfaction and affect as indices of subjective well-being. Personality and individual differences, 93, 63-67.

Brown, K. W., & Ryan, R. M. (2003). The benefits of being present: mindfulness and its role in psychological well-being. Journal of personality and social psychology, 84(4), 822.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun