Mohon tunggu...
Irfan Alkajani
Irfan Alkajani Mohon Tunggu... Petani - ~

Belajar Sepanjang Hayat. Gerak Kerja, Menyemai Istirahat. Mengelus Mimpi, Mengasah Impian.

Selanjutnya

Tutup

Book

The Ethos of Sakura Karya Imam Robandi

11 Oktober 2022   20:02 Diperbarui: 11 Oktober 2022   20:03 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Seperti muka judulnya, buku ini berangkat dari kultur orang-orang Jepang dalam berinteraksi di berbagai lini kehidupan. Bagi saya, buku ini adalah hamparan perjalanan karakter jiwa suatu bangsa. Menyalami dan menyelami halaman demi halaman kultur disana.

Kultur yang membangun manusia- manusia unggul. Hal ini pula beriringan dengan survei yang baru saja rilis, disebutkan bahwa jepang mendapat tempat teratas dalam tingkatan kadar kecerdasan. Jepang membangun dirinya dengan etos kerja, determinasi dan disiplin.

Dari sekian banyak pelajaran yang hadir dibuku tersebut, saya mengambil bagian yang sangat dekat dengan kehidupan di muka bumi tidak terkecuali di Indonesia, seperti budaya antri yang barangkali sebagian dari kita hanya dipahami sekadar menunggu panggilan, namun di Jepang melihat lebih dari hal tersebut dan itu tersampikan dengan baik dalam pembangunan karakter. 

Disana diterangkan bahwa sikap antrian adalah bagian dari sikap saling memuliakan manusia pada level komunitas sosial disebut masayarakat profesional.

Mengenai pembangunan karakter, bangsa Jepang bisa menjadi salah satu rujukan. Dikisahkan dalam satu potongan cerita ketika seorang anak yang baru saja pindah ke jepang mengikut orang tuanya, lalu pergi bermain, tatkala pulang tidak membereskan mainan yang berserakan di rumah tetangga tersebut.

Inti dari cerita tersebut ingin menyematkan pesan bahwa sedari dini anak-anak diajarkan bertanggung jawab. Lanjut cerita awalnnya orang tua si anak tersebut yang ingin langsung merapikan mainan tersebut namun dicegat, bahwa pekerjaan tersebut harus diselesaikan si anak sebagai bentuk pembiasan tanggung jawab.

Cerita ini ketika disandingkan pada level pekerjaan, bukankah kita sering mendapati atau mendengar orang-orang jepang, tatkala merasa melakukan kesalahan atau merasa lalai dalam mengembang tanggung jawab akan mengundurkan diri, seperti bentuk pertanggung jawaban moralitas.

Di dunia pendidikan, misalnya Jepang telah lama menerapkan sistem pendidikan sesuai tempat tinggal atau dikenal dengan zonasi. Hal ini juga ada dalam cerita serial kartun doraemon, seneo yang berlatar keluarga golongan kaya setempat, bersekolah di kawasan tempat tinggalnya, ini adalah salah satu hal yang cukup signifikan dalam pemerataan pendidikan menghilangkan sekat pembatas sekolah unggulan dan sekolah pinggiran. Walaupun pada dasarnya sekolah harusnya tidak memilah siswa, bukankah disana salah satu tempat pergumulan mencerdaskan anak bangsa.

Membangun kultur atau kebiasaan adalah bukan hal yang sebentar, melalui proses yang panjang, kalau pun ada yang sebentar itu biasanya digotong dengan revolusi. Dalam teori sosiologi disebutkan bahwa perilaku manusia itu bisa terbentuk karena faktor kebiasaan, yang dimana ini bisa berangkat dari individu kemudian menjalar membentuk kebiasan secara berjamaah dalam komunitas masayarakat. Jadi sebuah nilai akan bekerja ketika sudah membentuk pola kebiasaan.

Setelah Jepang kalah dalam perang dunia kedua, seperti yang diketahui negara tersebut porak-poranda. Lalu, Jepang perlahan membangun kembali negaranya, dimulai dari sektor peningkatan dan pemberdayaan sumber daya manusia yang unggul. Guru menjadi perhatian utama kaisar jepang, mendata kaum cerdik atau kita kenal sebagai guru lalu meningkatkan mutu mereka. Jepang dalam teorinya memakai hukum kebebalan energi, beda potensial agar ilmu bisa mengalir jauh dan lebih deras. Bahwa ketika guru ini memiliki kapasitas yang lebih tinggi maka distribusi ilmu akan menuntun generasi ke arah yang sangat baik.

Paragraf terakhir tulisan ini ingin menyampaikan terima kasih untuk penulis yang mengisahkan pengalaman dan sekiranya memetik nilai-nilai yang sangat baik untuk diterapkan di negeri tercinta ini. Bahwa mengambil kebaikan dan menyebarkan kebaikan adalah sebuah jalan pencerahan. Ilmu tersebar di berbagai penjuru, orang kota belajar ke perkampungan, dan sebaliknya pun seperti itu. Orang Indonesia mempelajari robot dan orang jepang ke Indonesia mempelajari cara membuat mendoang dan seni kehidupan lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun