Reksa Jinalayapura, Desaku dengan Ribuan Cerita
(Seri Reksa Jinalayapura #4)
Ditulis oleh Eko Rody Irawan
Â
Desa Tumpang, kabupaten Malang di bulan Juli 2025 tengah bertranformasi menjadi Desa Budaya Tumpang dengan panggung besar perayaan budaya melalui gerakan Reksa Jinalayapura. Suasana desaku kini mulai tumbuh menyajikan Ribuan Cerita. Semangat warga Tumpang begitu menggelora luar biasa. Suasana Gotong Royong tumbuh disetiap sudut kampung dan dusun dalam wilayah Desa Tumpang. Semangat kolektif warga terus menyala, menghadirkan dinamika budaya yang hidup kembali dalam kehidupan sehari-hari.
Pemasangan Penjor, yang diikuti geliat kerja bakti membuka nuansa baru, seolah mesin waktu mengusung kesakralan masa lalu menembus masa kini. Ada lomba kebersihan lingkungan dan senam kreasi semakin mendorong semangat guyub rukun. Geliat seni budaya dengan iringan Irama alat musik gamelan mulai kembali terdengar. Tak lupa aroma dupa yang semakin menumbuhkan nuansa sakralnya.
Ada apa dengan Tumpang ? Mari sejenak luangkan waktu membaca Gerakan Reksa Jinalayapura yang tengah mewarnai Desa Tumpang kini. Selamat membaca semoga menginspirasi.
Nama Reksa Jinalayapura berasal dari Prasasti Manjusri tahun 1265 Saka, sebuah doa harapan yang dulunya dipahat Perdana Menteri Adityawarman di Candi Jago pada masa Majapahit. Kata "Reksa" berarti menjaga, sementara "Jinalayapura" adalah nama kuno Tumpang, mengandung nilai-nilai warisan nilai-nilai luhur yang kini berusaha dirawat melalui gerakan budaya lintas generasi ini.
Rangkaian kegiatannya masih terus berlanjut dengan penuh makna. Kegiatan Nyadran dan Satus Oncor Mubeng Tumpang yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juli, menjadi titik awal untuk menyalakan semangat penyucian diri. Dilanjutkan dengan Ruwatan pada 24 Juli mendatang, sebagai simbol tolak bala dan pembersihan energi negatif, hingga Jamasan pada 25 Juli yang memuliakan pusaka sebagai bentuk rasa syukur. Puncaknya adalah Kirab Budaya yang dilaksanakan pada 26 Juli, menghadirkan parade bertema relief Candi Jago dan sejarah kerajaan---dari Ari Dharma hingga kisah kejayaan Kerajaan Singosari dan Majapahit.
Kirab Budaya ini bukan hanya menjadi titik temu antara sejarah dan masa kini, tetapi juga sebuah suguhan yang sayang untuk dilewatkan. Setiap langkah dan adegan yang dihidupkan di jalan-jalan Desa Tumpang mengajak siapa saja untuk ikut larut dalam cerita-cerita besar yang terpahat pada dinding Candi Jago. Tiga cerita besar yaitu Ari Dharma, Partajajnya atau Pandawa Main Dadu dan Kunjarakarna akan diekspresikan dalam bentuk kirab budaya oleh warga masyarakat Desa Tumpang. Disusul dengan barisan kerajaan dan kirab kesenian dari potensi yang ada.
Reksa Jinalayapura menjadi ajakan bersama untuk kembali 'melihat' Candi Jago, bukan hanya sebagai peninggalan bersejarah, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dalam menjaga budaya dengan penuh kearifan. Setiap momen dalam Reksa Jinalayapura menjadi penanda bahwa budaya tidak hanya untuk dikenang, tetapi untuk terus dirayakan dan diwariskan pada generasi selanjutnya. Menyaksikan langsung rangkaian perayaan ini akan menjadi pengalaman yang membangkitkan kebanggaan sekaligus pemahaman tentang nilai-nilai warisan leluhur.
Sebagai warga Tumpang patut bangga bahwa semangat memahami budaya leluhur ini punya nilai lebih. Bukan sekedar perayaan, namun telah menjadi gerakan. Penasaran ? Untuk Informasi Lebih Lanjut bisa hubungi:
+62 821 2446 7998 -- Siti           desabudayatumpang@gmail.com
+62 822 3072 5536 -- Irfan          Â
Selamat menembus ruang waktu peradaban. Desa Tumpang memiliki candi jago yang simpan ribuan kisah dalam relief reliefnya yang jadi kisah abadi.
Jinalayapura Jajaghu, 17 Juli 2025
Seri Reksa Jinalayapura 4
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI