Puisi : Ku Kangen
(Seri Puisi Asmaraloka #107)
Ditulis oleh Eko Irawan
Ku kangen bisa seperti biasanya.
Bisa bertemu tanpa beban.
Nikmati kopi,
Sembari berbagi curahan hati.
Tentang kemarin dan hari hari ini.
Tentang rencana mesra, esok hari.
Ku kangen, sendau guraumu.
Canda tawamu, caramu temani susah ku.
Hidup sudah ruwet, untuk apa bersitegang.
Untuk apa cari perkara.
Lalui dengan kopi, sambil bincang diskusi.
Ku Kangen, bersamamu tanpa intrik.
Jalani dengan hati,
saling terima apa adanya.
Pahami pasang surut jalan rejeki.
Jika tak percaya, ya sudah sejak dulu.
Kemarin apa ada alasan,
alasan dan alasan.
Ku Kangen, Ruang Waktu bersama.
Percaya bangun cerita kemarin.
Gandeng tangan rancang cerita esok.
Dan saat ini, tergantung isi dompet.
Siapa mau gratis, dimana ada gratis.
Saatnya guyub agar semangat.
Berjuang agar hidup bertahan hidup.
Mari realistis buang pesimis.
Jangan prasangka dulu.
Sungguh aku tak akan pakai alasan.
Karena ini terpaksa keadaan.
Tak perlu mikir jauh tentang berubah.
Coba baca, dengar dan percaya.
Mari Pakai hati,
walau kau juga dipepet kondisi.
Ku kangen, kangen ku itu rindu.
Rindu ini, juga rindumu.
Berkah datang, saat tenang disapa kelabu.
Syukuri yang pernah ada,
Jangan lupa ada apa yang sudah lalu.
Ku paham tuntutanmu,
Tapi pahami juga diriku.
Yang terus melaju,
dalam Asmaraloka Ruang Waktu.
De Huize Sustaination, 9 Maret 2025
Ditulis untuk Seri Puisi Asmaraloka 107
Catatan Kaki
Baca Seri Puisi Asmaraloka lainnya, klik di link berikut :
https://www.kompasiana.com/tag/puisi-asmaraloka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI