Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mari Bicara dengan Puisi #2 adalah Puisi ke 739

2 Juni 2023   23:40 Diperbarui: 2 Juni 2023   23:42 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan untuk Seri mari bicara dengan puisi #2 foto diolah dengan lumii

Puisi : Mari Bicara dengan Puisi #2 adalah puisi ke 739
Ditulis oleh : Eko Irawan

Bicara itu gampang. Tinggal omong, beres. Tapi menulis, mau menulis apa. Ada aturan, ada kaidah.

Siapa bilang menulis puisi, gampang. Dikira kerjaan anak paud deklamasi. Dikira tanpa ilmu, dikira tinggal nulis. Semua butuh ilmu, tidak ngawur, tidak asal nulis.

Mari bicara dengan puisi. Bicara gampang, puisinya yang gamang. Tapi dengan puisi, bisa jadi indah, jadi menarik. Khusus, yang punya perasaan.

Biarkan bicara dan terus bicara. Apa bisa diingat, tanpa ditulis, siapa akan ingat? Tapi walau puisi, tetap bisa dibaca. Tulislah, bicaramu kelak terbaca kembali.

Tak usah tapi. Alasan hanya pagar batas. agar karyamu kau ragukan sendiri. Kau saja tak percaya diri, lalu siapa mau percaya.

Tak perlu takut. Semakin takut, tertundalah maha karya. Ikuti alur mengalir. Karena bicara dengan puisi itu, merdeka!

De Huize Toempang, 2 Juni 2023
Ditulis untuk Mari Bicara dengan Puisi 2

Behind the poetry :
Jika di cek dikolom tag dengan kata puisi Eko Irawan di laman Kompasiana, maka puisi ini adalah puisi ke 739. Angka yang muncul 738, dan yang akan tayang dengan tag tsb jadi ditambah 1. Tentu masih banyak penulis puisi lain yang lebih banyak jumlah karyanya.
Dengan sejumlah 700 lebih puisi, tentu sebuah kebanggaan tersendiri bisa bicara dengan puisi dalam berbagai tema, dan rasanya diri ini bisa masuk dalam lingkup penulis fiksiana. Sebagai manusia fiksi, artinya banyak menulis di genre fiksi, saya mengalir saja mengikuti alur. Kompasiana ibarat rumah untuk pulang. Saat pulang, saya ingin menghias rumah saya seindah mungkin. Dan itu kulakukan dengan menulis puisi. Saat saya lelah dengan riset sejarah dan sibuk dengan kegiatan budaya, menulis puisi adalah cara bikin fresh kembali. Mari bicara dengan puisi. Selamat mengeksplore passion masing masing. Jati diri tak perlu dicari, itu ada didalam dirimu sendiri. Mau dibilang tak ilmiah, tak berkualitas, puisi sampah, atau apalah, itu hak setiap orang, dan hak saya adalah menghias rumah ini dengan romansa keindahan puisi. Demikian semoga menginspirasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun