Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Carilah Ridha Allah bukan Ridha Manusia (Seri Sajak Langit #9)

22 Agustus 2022   18:03 Diperbarui: 22 Agustus 2022   18:08 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri seri sajak langit #9

Tafakur menengadah langit. Mengantar doa, penuh bermohon. Tolonglah kami, hidup ini sudah sulit. Rumit. Pahit.

Bukan tunjuk siapa salah. Benarpun sengsara. Karena ini menyangkut kita. Saat hukum langit dianggap sepele. Hasilnya, susah dirasa bersama. 

Buang waktu. Buang umur. Memuja egois. Menggalang Ridha manusia. Untuk pembenaran sepihak. Mengutamakan perasaan, mencampakan logika. Hingga remehkan, isyarah langit. 

Petunjuk itu, jalan pilihanmu. Itu menyangkut Hukum langit. Jika tak dianggap, sungguh telah melampaui batas. Memang Ridha manusia bisa menolong? Ternyata gagal. Pasti gagal. Dan jauh dari berkah.

Kisah manusia sombong. Petunjuk langit diremehkan. Dianggap rekayasa. Maunya benar sendiri. Hasilnya sia sia. Mau terus terusan Bodoh? Demi apa, hasilnya sengsara.

Carilah Ridha Allah, bukan Ridha manusia. Kegagalan kemarin adalah dungu. Punya otak, tapi tak diguna. Maunya balas dendam. Hanya tuduh dan prasangka. Untuk kepuasan palsu yang menyiksa.


Barak Nila Slilir, 22 Agustus 2022

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Sajak Langit 9

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun