Mohon tunggu...
Irawan Setiya Widodo
Irawan Setiya Widodo Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah SDN 1 Nglawak Prambon

Saya seorang Kepala Sekolah di sebuah SD Negeri di Kabupaten Nganjuk. Ingin mencoba mengasah kemampuan menulis artikel, dan berbagi ilmu walaupun sedikit. Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1

19 Februari 2023   00:01 Diperbarui: 19 Februari 2023   00:03 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan berani mengambil risiko dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

2. Feeling ( Perasaan)

Selama kurang lebih dua minggu  mempelajari modul 2.1, banyak sekali hal yang  dirasakan. senang, sedih, bahagia, semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya.

Pembelajaran di awali dengan pendampingan individu ke-2. Yang berbagi aksi nyata budaya positif kepada pengajar praktik. Kemudian dilanjut kegiatan Lokakarya yang banyak sekali manfaatnya untuk semakin lebih mengenal secara intens kelompok lain sesama CGP.

Banyak ilmu Pengetahuan  yang saya dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang seharusnya, bagaimana menyusun RPP, pembelajaran berdeferensiasi. kita harus benar-benar membuat rencana yang matang dan memenuhi kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran berdeferensiasi.

3. Findings ( Pembelajaran)

  • Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda.

  • Saya membayangkan memiliki banyak murid dari berbagai latar belakang yang berbeda. Baik itu keluarganya, kemampuan, keaktifan, ekonomi, dll. Sungguh kelas akan menjadi sangat kaya akan tantangan yang harus dipecahkan. Misalnya mengenai penanganan yang berbeda, anak yang satu dengan yang lainnya otomatis memiliki keistimewaan sendiri. Hal tersebut yang harus kita gali bagaimana mengasah kemampuan anak tersebut. Sehingga kita dituntut untuk lebih peka dan kreatif.

  • Untuk melayani murid yang berbeda-beda tersebut otomatis kita juga memiliki strategi pembeljaran dan penanganan yang berbeda. Kita harus tahu dan peka keunikan dari setiap murid agar tepat dalam merumuskan penanganan dalam proses pembelajaran. Apabila cara menangani murid yang berbeda tersebut disamakan semua, maka tidak akan tepat sasaran. Mungkin itu akan berhasil dalam salah satu murid, tetapi tidak bagi murid yang lain. Sebagai contoh menangani anak yang aktif tidak sama dengan anak yang malu dan kurang percaya diri. Misalanya membuat perlakuan pembelajaran berkelompok, pemilihan cara/media belajar yang beragam untuk anak,dll.

  • Tantangan yang dihadapi dalam menghadapi murid yang beragam tentu sangat banyak. Mulai dari waktu, tenaga, cemoohan orang. Kita harus meluangkan waktu untuk menerapakan berbagai metode untuk menghadapi murid yang beragam. Untuk meredam cemoohan orang lain kita dapat bekerjasama dengan rekan guru maupun atasan langsung untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut.

  • Pembelajaran dirancang sesuai dengan kondisi di lapangan. Sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah, sesuai dengan keadaan murid. Misalnya membuat rancangan pembelajaran yang dapat mengakomodasi semua latar belakang murid, kita harus tahu dulu kemampuan awal murid dalam menangkap materi yang akan disampaikan. Setelah menentukan rancangan kita eksekusi dalam pembelajaran serta kita evaluasi sejauh mana keberhasilan pembelajaran kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun