Mohon tunggu...
Ira Pranoto
Ira Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Menebar kebaikan lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Rakyat | Teluk Awur 2

18 Mei 2021   12:52 Diperbarui: 18 Mei 2021   13:13 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Teluk Awur. (Dok. Pribadi)

Rombongan senopati dan prajurit pilihan beserta beberapa penduduk itu mendekati Raja Jaka Wangsa. Salah seorang memegang kedua tangan raja yang menyamar itu.

"Hei, kamu mata-mata dari kerajaan seberang, kan?"

"Apa yang kamu perbuat di wilayah kerajaan kami?"

"Hei, dengar saya bukan mata-mata, saya Jaka Wangsa, raja kalian." Raja Jaka Wangsa berusaha menjelaskan jati dirinya.

"Halah, ngaku-ngaku raja lagi."

"Kamu tak usah mengelak."

"Benar saya ini raja kalian."

"Kamu bohong, Raja Jaka Wangsa ada di istana, beliau yang memerintah kami untuk menangkapmu."

Entah siapa yang memulai lebih dahulu. Raja yang malang itu dikeroyok oleh prajurit dan rakyatnya sendiri. Mereka menyerang Jaka Wangsa dengan membabi buta dan tanpa ampun.

"Teluk, teluk." Teriakan yang keluar dari mulut Raja Jaka Wangsa tak mereka pedulikan. (Takluk, takluk).

Mereka terus saja memukul dan menendang sang raja hingga tak berdaya. Melihat mata-mata yang menyamar itu sudah tak berdaya, pukulan mulai berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun