Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Permainan Catur Raja Louis

11 Oktober 2023   17:37 Diperbarui: 11 Oktober 2023   17:41 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Vlada dari pexel.com

Aku adalah seorang pemuda yang terkenal sebagai ahli catur di kota Paris. Aku selalu menang dalam setiap pertandingan yang aku ikuti, dan aku merasa tidak ada yang bisa mengalahkanku. Aku bangga dengan kemampuanku dan aku selalu merendahkan orang-orang yang kalah jika bermain catur denganku. Aku menganggap mereka sebagai orang-orang bodoh dan lemah, yang tidak pantas bermain catur denganku.

Suatu hari, aku mendengar bahwa Raja Prancis, Louis XIV, merupakan seorang penggemar catur yang sering bermain dengan para menterinya. Rasa penasaranku terhadap kemahiran bermain catur sang raja pun muncul, dan aku merasa tertantang untuk menantangnya. Keyakinanku kuat bahwa aku mampu mengalahkan sang raja, sehingga dapat membuktikan diriku sebagai pemain catur terbaik di dunia.

Aku pun mengunjungi istana raja dan memohon agar diberikan kesempatan untuk bertemu langsung dengan beliau. Dalam pertemuan tersebut, aku dengan angkuh menyampaikan bahwa aku adalah seorang ahli catur dan berharap dapat bermain catur bersama sang raja. Raja Louis pun memandangku dengan ramah, tersenyum penuh keramahan dan bijaksana, meskipun aku tetap fokus pada niatku untuk membuktikan keunggulanku.

"Baiklah," kata raja, "Aku akan bermain catur denganmu. Tapi ada syaratnya. Jika kamu menang, aku akan memberimu hadiah apa pun yang kamu inginkan. Tapi jika kamu kalah, kamu harus melayani aku sebagai pelayan selama setahun."

Aku tertawa dalam hati. Aku pikir itu adalah syarat yang mudah. Aku tidak ragu sedikit pun bahwa aku akan menang. Aku pun menyetujui syarat itu.

"Baiklah," kata raja lagi, "Mari kita mulai permainannya."

Kami lalu memulai pertandingan catur di ruang tamu istana. Aku memilih bidak warna putih dan melakukan langkah pertama. Aku menggerakkan bidakku dengan cepat dan agresif, sementara sang raja memainkan langkahnya dengan ketenangan dan hati-hati. Dalam hatiku, aku yakin bahwa aku akan segera mendominasi papan catur ini.

Namun, aku salah. Raja ternyata sangat lihai dalam bermain catur. Dia bisa membaca setiap langkahku, dan membuat langkah-langkah yang cerdik untuk menggagalkan rencanaku. Dia juga bisa membuat jebakan-jebakan yang sulit untuk dilihat. Aku mulai merasa bingung dan frustrasi.

Permainan semakin lama semakin sengit. Kami saling bertukar pion dan bidak, tapi tidak ada yang bisa mendapatkan keuntungan besar. Kami sama-sama memiliki satu ratu, satu benteng, satu gajah, satu kuda, dan beberapa pion.

Saat itu, aku melihat sebuah peluang untuk melakukan skak mat terhadap raja. Aku melihat bahwa ratuku bisa menyerang ratu raja dari samping, sementara bentengku bisa menutup jalur pelarian raja dari belakang. Aku pun segera memindahkan ratuku ke samping ratu raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun