Mohon tunggu...
Arman Maulana Iqbal
Arman Maulana Iqbal Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Ilmu Ekonomi Uin Sunan Ampel Surabaya urabaya

seorang mahasiswa yang suka berbusana

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ketika Desa Pesisir Belajar Mandiri: Kisah Inovasi Desa Tasikmadu Tuban

8 Oktober 2025   01:54 Diperbarui: 8 Oktober 2025   01:54 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produk-produk ini dipasarkan tidak hanya di sekitar kawasan wisata, tetapi juga ke luar daerah dengan memanfaatkan media sosial dan platform marketplace. Pendapatan yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki infrastruktur desa, mendukung kegiatan kepemudaan, serta mengadakan pelatihan keterampilan bagi ibu-ibu pesisir. Dengan cara ini, ekonomi desa tumbuh sambil tetap memperkuat peran sosial masyarakat.

Tentu, keberhasilan ini tidak datang secara instan. Ada beberapa faktor penting yang menjadi kunci sukses inovasi tersebut, di antaranya:

  • Kepemimpinan kepala desa yang visioner dan mampu menumbuhkan semangat kolektif.
  • Partisipasi aktif masyarakat, khususnya generasi muda dan kelompok nelayan.
  • Transparansi dalam pengelolaan keuangan dan kegiatan usaha yang membangun kepercayaan.
  • Dukungan pemerintah daerah dan lembaga pendamping yang membantu penguatan kapasitas.

Namun, di balik keberhasilan, tantangan pun tetap ada. Keterbatasan dalam manajemen usaha, promosi yang belum maksimal, serta ketergantungan pada musim wisata menjadi hambatan yang perlu diatasi. Meski begitu, semangat kolaborasi dan kemauan belajar membuat Tasikmadu tetap bertahan dan terus berkembang. Dari pengalaman ini, desa belajar bahwa kreativitas dan kepercayaan masyarakat jauh lebih berharga daripada sekadar besarnya modal.

Strategi Tambahan Jika Saya Perangkat Desa

Apabila saya menjadi bagian dari perangkat Desa Tasikmadu, saya akan memperkuat arah pembangunan desa melalui dua strategi utama: digitalisasi dan kemitraan.

Digitalisasi penting agar produk dan potensi desa dapat dikenal lebih luas. BUMDes bisa memiliki situs resmi dan akun media sosial aktif untuk mempromosikan produk lokal maupun wisata pantai. Generasi muda dapat berperan sebagai pengelola konten kreatif, membuat foto, video, atau cerita inspiratif tentang kehidupan nelayan dan keindahan alam desa. Langkah ini bukan hanya memperluas jangkauan pasar, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga terhadap desa sendiri.

Kemitraan juga menjadi faktor penting. Desa dapat bekerja sama dengan perusahaan sekitar, seperti PT Semen Indonesia, melalui program CSR untuk mendapatkan pelatihan manajemen, bantuan alat produksi, hingga dukungan promosi wisata. Kolaborasi semacam ini telah terbukti berhasil di berbagai daerah dan dapat menjadi penggerak utama bagi kemajuan desa.

Selain itu, strategi lain yang tak kalah penting adalah branding produk lokal. Dengan menciptakan label khas seperti "Oleh-Oleh Tasikmadu", produk-produk desa akan memiliki identitas yang kuat. Upaya ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga terhadap hasil karya masyarakat sendiri.

Langkah terakhir adalah melibatkan perguruan tinggi dan mahasiswa. Desa bisa bermitra dengan kampus seperti UNIROW Tuban untuk mengembangkan sistem keuangan digital, pelatihan pemasaran online, dan riset pengembangan wisata. Kolaborasi ini memberikan nilai tambah karena desa mendapat masukan ilmiah sekaligus ide segar dari generasi muda yang inovatif.

Strategi Paling Realistis untuk Desa-Desa di Indonesia

Dari berbagai pendekatan yang ada, penguatan BUMDes berbasis potensi lokal merupakan strategi yang paling realistis untuk diterapkan di banyak desa di Indonesia. BUMDes terbukti mampu menjadi penggerak ekonomi lokal sekaligus sarana pemberdayaan masyarakat. Desa Tasikmadu telah menunjukkan hasil nyata dari pendekatan ini. Melalui BUMDes, mereka berhasil menciptakan sumber pendapatan alternatif dan menyediakan wadah bagi masyarakat untuk belajar mengelola usaha secara profesional. Pendapatan yang dihasilkan membantu pembiayaan kegiatan sosial, perbaikan fasilitas umum, dan membuka lapangan kerja baru bagi warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun