Kelalaian dalam hubungan ini menimbulkan karma buruk berupa disharmoni, baik dalam bentuk bencana, konflik sosial, maupun kekeringan spiritual.
Dengan melaksanakan Panca rddha, masyarakat Bali menjaga keseimbangan ini, menyadari bahwa hidup adalah jaringan karma yang saling berhubungan.
Tantangan Menjaga Karma Phala di Era Modern
Di tengah globalisasi dan modernisasi, tantangan terbesar adalah menjaga kesadaran akan karma phala. Dunia serba cepat, pragmatis, dan materialistik kadang membuat individu mengabaikan prinsip sebab-akibat spiritual ini.
Namun Panca rddha menjadi pengingat bahwa:
Hidup bukan hanya tentang hasil instan, tetapi tentang proses penuh kesadaran.
Kehormatan dan kebajikan tidak bisa dibeli, melainkan dibangun melalui karma baik.
Hubungan dengan leluhur, sesama, dan alam tetap menjadi fondasi kesejahteraan sejati.
Melestarikan pelaksanaan Panca rddha berarti melestarikan kesadaran tentang hukum karma phala di tengah perubahan zaman.
Kesimpulan: Panca rddha, Karma Phala, dan Perjalanan Jiwa
Panca rddha bukan sekadar tradisi upacara. Ia adalah manifestasi nyata dari ajaran besar tentang karma dan pahala. Setiap persembahan, doa, dan tindakan kecil di dalamnya adalah perwujudan dari keyakinan bahwa apa yang kita lakukan hari ini menentukan masa depan kita, baik dalam dimensi duniawi maupun spiritual.