Mohon tunggu...
IPrice Group
IPrice Group Mohon Tunggu... Akuntan - iPrice Insight

Akun Official dari iPrice Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Tren Perilaku Konsumen Online Indonesia di Tahun 2018

7 Februari 2018   17:14 Diperbarui: 7 Februari 2018   17:31 3201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: shutterstock.com

2017 adalah tahun yang penuh dengan gejolak dalam perkembangan e-commerce Indonesia. Mulai dari masuknya investasi Alibaba melalui Lazada dan Tokopedia, meroketnya pertumbuhan pemain baru Shopee dalam memenangkan pasar mobile,dan jumlah transaksi Harbolnas 2017 yang mencapai Rp 4 triliun dalam tiga hari.

Momen bombastis yang terjadi di tahun lalu tampak menunjukkan geliat perdagangan onlineyang semakin panas di Indonesia. Tentu gairah ini tidak akan turun begitu saja di tahun 2018. Justru kami yakin permainan e-commercedi tanah air akan semakin menarik berkat hadirnya pemain-pemain yang semakin kompetitif.

Perkembangan e-commerce seolah sudah tidak terbendung. Semua pemain berlomba-lomba untuk mengambil kue pasar Indonesia. Tidak heran bila pasar Indonesia begitu menggiurkan, gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan pengguna internet yang berbelanja online di tanah air memiliki nilai transaksi sebesar Rp 75 triliun secara online di tahun 2017.

Angka yang fantastis ini baru berasal dari 24,7 juta konsumen. Sementara angka pengguna internet di Indonesia sudah menembus 132,7 juta di awal tahun 2017. Di sini kita bisa melihat terdapat potensi yang sangat besar untuk merebut kue pasar perdagangan online di Indonesia.

Meskipun begitu, memenangkan pasar Indonesia tidak semudah yang dibayangkan. Masih banyak tantangan yang masih harus dihadapi oleh pelaku e-commerce hingga sekarang. Mulai dari akses dan kecepatan internet, masalah geografis dan tipografis, hingga metode pembayaran.

Baru-baru ini, iPrice meluncurkan riset White Paper pertamanya dengan mengumpulkan data lebih dari 1000 e-commerce di negara Asia Tenggara dalam periode Juli 2016 hingga Juni 2017.

Riset tersebut berisi temuan-temuan menarik terkait perilaku konsumen Indonesia dalam berbelanja online. Temuan ini tentu bisa menjadi sebuah insightyang bermanfat bagi pemain e-commerceuntuk menentukan strategi marketingnya dalam merebut hati konsumen.

Konsumen Lebih Suka "Mampir" Lewat Smartphone

Penggunaan smartphoneyang semakin bertambah tiap tahunnya ternyata sejalan dengan peningkatkan trafik mobileterhadap situs toko online. Hal ini ditandai dengan peningkatan kunjungan mobiledengan rata-rata sebesar 19% di Asia Tenggara dalam kurun 12 bulan.

Sementara data sampel e-commerceyang beroperasi di tanah air menunjukkan rata-rata sebesar 87% trafik berasal dari penggunaan mobile.Temuan ini menunjukkan pangsa mobileadalah potensi yang besar untuk meraup kunjungan atau trafik yang lebih tinggi. Hal ini bisa dilakukan oleh para pemain e-commercedengan menginvestasikan pengembangan situsnya agar lebih mobile-friendly.

Tren perilaku konsumen ini nampaknya sudah diprediksi oleh Shopee, yang sedari awal sudah fokus pada platform mobilesehingga konsumen lebih mudah mencari barang dan berbelanja. Tren peningkatkan trafik mobileini pun turut mendorong Shopee berinvestasi banyak pada mobile app.

Lihat Barang Lewat Mobile, Belanja Lewat Desktop

Kendati jumlah trafik dari mobilemenyumbang rata-rata 87% dari total trafik, namun konsumen masih lebih suka melakukan transaksi melalui desktop. Inilah uniknya perilaku konsumen Indonesia dan juga negara-negara berkembang lainnya di Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun