Kalau saja empat kegiatan tadi digarap secara baik, tentu akan memberikan nilai tambah bagi Destinasi Super Prioritas-- termasuk Danau Toba.
Apalagi pelaksanaan MICE membutuhkan keterlibatan dari banyak pihak. Hotel, transportasi, pelaku seni dan budaya, UKM, biro perjalanan, dan lainnya. Dari sini saja sudah kelihatan, ada banyak pihak yang bisa mendapatkan manfaat dari pelaksanaan MICE.
Saat ini DSP Toba sedang dalam proses menuju ke sana. Tentu, ada banyak tantangan. Yang terang-benderang di depan mata kita adalah virus Corona. Maka usul saya untuk pelaksanaan MICE di DSP Danau Toba adalah focus untuk event dalam negeri dulu. Melayani buyers dari dalam negeri.Â
Bisa dari perusahaan swasta atau dari lembaga negara. Setelah ini, saat hampir semua masyarakat terutama pelaku pariwisata sudah divaksin, barulah melayani pesanan buyers dari luar negeri.
Tantangan kedua, soal ketersediaan berbagai fasilitas pendukung. Tentu saya optimis tentang hal ini. Pasca ditetapkan sebagai DSP, pemerintah pusat juga sedang melengkapi penyediaan fasilitas di Danau Toba.
Yang ketiga, soal persiapan sumber daya manusia. DSP Danau Toba bisa bermanfaat kalau masyarakat mengambil bagian dalam kegiatan pariwisata ini.Â
Untuk itu kemampuan, skill maupun bantuan permodalan juga diberikan kepada masyarakat. Sehingga mereka bisa mengambil bagian dalam aktivitas pariwisata tersebut.Â
Baik itu atraksi budaya, souvenir atau oleh-oleh, penginapan, travel agen. Maupun berbagai usaha kecil dan menengah lainnya yang juga mendukung aktivitas pariwisata Danau Toba.
Ketika ada banyak wisatawan mengunjungi Dana Toba, akan menjadi peluang untuk mengeksplorasi tempat-tempat wisata lainnya di Sumatera Utara.
