Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wine Memabukkan atau Menyehatkan?

27 Juli 2021   17:17 Diperbarui: 30 Juli 2021   22:50 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Diterminal itu, maka perdebatan tentang penggunaan alkohol dan kesehatan menjadi sangat terpolarisasi: satu pihak menggarisbawahi sejumlah besar data yang mendukung kurva J tersebut di atas,  sedangkan pihak lain menolak bukti tersebut dan menyerukan abstain total (tidak meminum sama sekali) 

Untuk mendukung yang pertama, para peneliti dan mass media  sering menganjurkan manfaat kesehatan dari konsumsi (poli)fenol melalui asupan wine merah dan mengutip sejumlah besar literatur in vitro yang akan menguatkan hipotesis. Oleh karena itu, perlu diketahui   kandungan beberapa  senyawa bioaktif yang ada dalam wine

BAGAIMANAKAH HUBUNGAN SENYAWA FENOLIK DAN KESEHATAN?

Senyawa fenolik adalah senyawa yang baik untuk diet dan merupakan  nutrisi  makanan yang kita makan. Diet dan nutrisi sangat penting untuk mempromosikan dan menjaga kesehatan yang baik sepanjang hidup dan selama bertahun-tahun telah dikenal sangat penting sebagai faktor risiko penyakit kronis, menjadikannya komponen penting dari kegiatan pencegahan

Konsumsi makanan yang berasal dari produk nabati seperti wine, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, sereal, kacang-kacangan, rempah-rempah dan lain-lain yang diintegrasikan ke dalam diet dan peran protektif terhadap pencegahan penyakit, seperti penyakit kardiovaskular (CVD). 

Kemampuan beberapa makanan nabati untuk mengurangi risiko penyakit telah dikaitkan dengan adanya metabolit sekunder non-nutrisi (fitokimia) yang dikaitkan dengan berbagai aktivitas biologis.

Metabolit ini memiliki potensi sedang sebagai senyawa bioaktif dan bioavailabilitas rendah dibandingkan dengan obat-obatan, tetapi ketika dikonsumsi secara teratur dan dalam jumlah yang signifikan dapat memiliki efek fisiologis jangka menengah/panjang yang nyata. Fitokimia hadir dalam makanan yang terkait dengan efek kesehatan yang menguntungkan termasuk glukosinolat, terpenoid dan sekelompok besar senyawa fenolik (anthocyanin, flavon, flavan-3-ol, stilbenes, dll) secara kolektif dikenal sebagai (poli) fenol.

KLASIFIKASI DAN JUMLAH SENYAWA FENOLIK PADA  WINE

Senyawa fenol memiliki karakteristik umum dalam struktur kimianya yaitu adanya satu atau lebih gugus hidroksil yang terikat pada satu atau lebih cincin aromatik atau benzena. Secara umum, senyawa fenolik yang mengandung lebih dari satu gugus fenolik disebut polifenol untuk membedakannya dari fenolik sederhana.

 Biasanya, senyawa ini ditemukan dalam bentuk konjugat dengan satu atau lebih residu gula yang dihubungkan oleh ikatan -glikosidik (O-glikosilasi) atau oleh ikatan langsung gula dengan atom karbon cincin aromatik (C-glikosida). 

Senyawa fenolik dikelompokkan menurut struktur kimianya menjadi dua kategori utama, flavonoid dan non-flavonoid, masing-masing terdiri dari beberapa sub-kelompok. Dalam wine, subkelompok senyawa flavonoid termasuk flavonol, flavononol (juga dikenal sebagai dihydroflavonols), antosianin, flavan-3-ol, flavanon dan flavon, sedangkan non-flavonoid mengandung asam hidroksisinamik dan hidroksibenzoat, dan stilben

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun