Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Obrolan Bale Bengong: Bom Bunuh Diri, Kematian dan Kesucian

2 April 2021   14:05 Diperbarui: 2 April 2021   14:09 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saran saya, kata Pekak Regig, "oleh karena itu dasari perbuatan dengan kasih sayang, kasih dalam pengertian tanpa kekerasan atau ahimsa dipuji sebagai paramo dharmah yaitu dharma tertinggi dari umat manusia. 

Begitu dia mengutip dari sastra yang ada di Bali. lalu dia menambahkan, " Alasannya adalah bahwa keempat nilai spiritual lainnya terutama subjektif dalam pengertian mereka, sedangkan tanpa kekerasan berkaitan dengan tanggung jawab sosial pribadi dan terhadap perilaku umum pada  dunia.

Di dalamnya  ada  juga membawa intisari dari keempat nilai spiritual dasar lainnya dan menyatakan kemenangan jiwa terhadap kekuatan yang berlawanan dalam dunia fisik. 

Pada bidang praktis, parama dharma ini menjadi parama yoga atau latihan spiritual tertinggi, yang membawa pada penyatuan pribadi dengan Tuhan, yang memanifestasikan dalam semua makhluk. Seperti yang dinyatakan dalam Bhagavad Gita (VI.32), katanya sambil tersenyum.

Pekak Regug memotong,  ya, mantap, namun perekrutan calon pengantin untuk menjadi pelaku bunuh diri terus terjadi, ketika pemahaman tentang hakikat kebenaran yang sejati tak diisi oleh orang yang benar -benar bijak, dan malah diisi oleh orang sesat yang memiliki ideologi yang berbeda dengan ideologi negara.  Ketika kesesatan bercokol. 

Negara harus hadir melakukan penetrasi ideologi negara, itu kini  sangat lemah, berbeda dengan zaman Orba, yang ada P4 dengan beragam pola, " katanya penuh semangat


Dia terus menambahkan, " Sebuah tindakan yang konyol, mereka tak menghargai hidup ini, aku sudah tua begini, masih kepingin hidup lama, aku terus menunggu Vaksin COVID-19, agar aku bisa selamat dari pandemi ini, dan  kalau ada kesempatan serta  ada yang mau, aku pun mau menikah lagi," Gerrr... tertawa  semua    mendengar ungkapan TULUS Pekak Regug itu. 

"Waduh, kamu sudah bahu tanah, mau menikah lagi, apa tidak malu sama cucumu itu? Potong Pekak Regig, Ya.... Aku memberikan ilustrasi agar yang muda-muda, atau millennial  tidak menyalah gunakan hidupnya", hidup di dunia ini  adalah berkah yang tertinggi, di sini kita bisa hidup bisa berbuat baik, kita adalah terbatas, tak ada yang sama di dunia ini, oleh karena itu  hidup manusia itu tak ternilai harganya.

Untuk menguatkan argumen itu, Pekak Regig mengutip salah satu sloka  dari kitab berbahasa "Jawa Kuno-Sarasmuscaya, "  Ri sakiwang sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumayana kening subha--subhakarma iking janma, kuneng akena ring subhakarna juga ikang asubha karma phalaning dadi wwang (Artinya, Dari sedemikian banyaknya semua makhluk yang hidup, yang di lahirkan sebagai manusia itu saja yang dapat berbuat perbuatan yang baik-buruk itu adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam perbuatan yang baik juga manfaatnya menjadi manusia (Sloka 2).

Singkatnya adalah, kelahiran sebagai manusia adalah sebuah anugerah yang paling berharga, maka sebagai manusia jangan sia-siakan hidup ini" Apapun alasannya, kematian memang menuju surga kalau kita telah berbuat baik, menjalankan amanat Tuhan, dengan berbuat kasih sayang, bukan menyakiti.

Inilah pesannya lagi, "  Tugas kita adalah,  jika  hatimu  benar-benar  suci,  kalian  dapat  berhubungan  langsung  dengan  Tuhan.  Engkau  tidak perlu  memuja  dewa-dewa  bawahan.  Untuk  maksud  ini  ada  satu  cara,  yakni berserah  diri  sepenuhnya. Melalui  penyerahan  diri  engkau  dapat  berhubungan langsung dengan Tuhan, dari hati ke hati. Hendaknya diketahui bahwa cara kerja Tuhan ditetapkan oleh hukum semesta (saasanam). Tuhan sekalipun tidak dapat bertindak melawan hukum tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun