Selamat pagi sahabat kompasianer dan readers~ Saatnya menampilkan puisi~ Hehehehe!
Selamat menikmati!
Lembaran demi lembaran buku sang pemuda telaah. Kini potensi hati ia dapati dari bacaan-bacaan yang terbaca. Kemudian ia mencatat poin-poin penting tentang pengendalian hati, dijadikannya sebuah puisi dalam lembaran catatan.
Manusia-manusia...
Yang dapat mengendalikan hatinya...
Tidak keras membatu dan meninggi dirinya...
Tidak memendam amarah angkara murka dirinya...
Tidak dendam kepada seorang menyakiti dirinya...
Tidak dengki kepada seorang maju dari dirinya...
Tidak putus asa dari hina yang diterimanya...
Tidak berbesar diri atas puji diterimanya...
Tidak terlalu sedih pula terlalu bahagia dirinya...
Atas perjalanan hidup yang ditempuh dirinya...
Yang selalu berputar bergantian selalu sadarnya...
Sedih dan bahagia ia seimbangkan dalam dirinya...
Tidak berlarut-larut dan goyah hatinya...
Dan pandai merasa rasa sesamanya...
Hasil tualang jiwa dalam hidupnya...
Membuat dunia takjub karenanya...
Sang pemuda tersenyum. Ia kini telah mendapatkan manfaat dari menjelajahi bacaan-bacaan tersebut. Berharap banyak pemuda lainnya mengetahui keutamaan pengendalian Hati.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 20 Agustus 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!